Page 255 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 09 JULI 2020
P. 255
Judul Legislator Ingatkan Pembaruan MoU Pekerja Migran Indonesia di
Malaysia
Nama Media nusantaratv.com
Newstrend Pembaruan MoU Rekrutmen dan Penempatan PMI
Halaman/URL https://www.nusantaratv.com/nasional/fokus/legislator-ingatkan-
pembaruan-mou-pekerja-migran-indonesia-di-malaysia
Jurnalis redaksi
Tanggal 2020-07-08 11:40:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 7.500.000
News Value Rp 22.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Ringkasan
Jakarta, - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mengatakan, pembaruan perjanjian atau
Memorandum of Understanding (MoU) mengenai Rekrutmen dan Penempatan Pekerja Domestik
yang habis masa berlakunya (expired) sejak 2016, menjadi kebutuhan nyata Pekerja Migran
Indonesia (PMI) di Malaysia.
LEGISLATOR INGATKAN PEMBARUAN MOU PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI
MALAYSIA
Jakarta, - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mengatakan, pembaruan perjanjian atau
Memorandum of Understanding (MoU) mengenai Rekrutmen dan Penempatan Pekerja Domestik
yang habis masa berlakunya (expired) sejak 2016, menjadi kebutuhan nyata Pekerja Migran
Indonesia (PMI) di Malaysia.
Hal itu disampaikan Christina saat Rapat Dengar Pendapat Umum antara Panitia Kerja (Panja)
Pelindungan WNI dan Kinerja Perwakilan RI di Luar Negeri terkait pandemi global virus corona
(COVID-19), di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta.
Lebih lanjut, politisi Partai Golkar ini mengatakan, meskipun leading negotiator hal ini adalah
Kementerian Ketenagakerjaan, tetapi mengingat natur bilateral kesepakatan dan diplomasi
perlindungan WNI (warga negara Indonesia) sebagai salah satu prioritas politik luar negeri
Indonesia, maka Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memiliki kepentingan langsung atas MoU
ini.
Sebaliknya, konsekuensi ketiadaan MoU akan menjadikan posisi tawar pekerja migran domestik
kita menjadi sangat lemah. Christina menilai, tidak adanya jaminan menyangkut gaji, jam kerja,
asuransi kesehatan dan framework perlindungan sebagai payung hukum tentu sangat
merugikan kepentingan Indonesia..
254