Page 26 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2021
P. 26

HARUS TUNJUKKAN BUKTI LAPORAN KEUANGAN

              BANTUL, Radar Jogja - Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) sudah memberikan waktu untuk
              pembayaran THR maksimal H-7 lebaran. Hal itu pun akan disosialisasikan ke pengusaha dan
              pekerja di Bantul.

              Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul mengadakan pertemuan tripartite
              hari ini (14/4). Pertemuan digelar antara Disnakertrans, serikat buruh, dan asosiasi perusahaan.
              Guna membahas terkait kebijakan tunjangan hari raya (THR).

              Plt Kepala Disnakertas Bantul Aris Suharyanta menuturkan, perusahaan wajib memberikan THR
              kepada pekerjanya maksimal H-7 lebaran. THR pun harus diberikan utuh dan tidak boleh dicicil.
              "Regulasi kami nanti mengacu pada regulasi di atas. Jadi kami tidak semena-mena Kami masih
              menunggu SE Gubernur DIJ," jelasnya ditemui di kantornya kemarin (13/4).

              Kendati  begitu,  perusahaan  diberi  kelonggaran  dengan  membayar  THR  sampai  H-1  lebaran.
              Tapi, perusahaan harus dapat menunjukkan bukti, sedang dalam keadaan keuangan yang buruk
              Menurut dia, harus ada hitam di atas putih kalau tidak bisa membayar. "Baru dirembuk secara
              kekeluargaan, ada kesepakatan, dan harus dikirim ke Disnakertrans," paparnya.

              Untuk itu, Disnakertrans Bantul membuka posko aduan THR Untuk memfasilitasi pekerja dan
              perusahaan terkait pemberian THR. Rencananya, kata dia akan menggunakan sistem online.
              Kalau  ada  aduan,  harapannya  bisa  diselesaikan  di  kabupaten.  Bisa  dirembuk  secara
              kekeluargaan.  Tapi  jika  mentok  akan  dilaporkan  ke  pengawas  ketenagakerjaan  yang  ada  di
              Disnaker DIJ. "Yang berhak menindak terkait pelanggaran ya Disnaker DIJ. Karena pengawas
              ada di sana, mudah-mudahan Bantul kondusif," ujarnya.

              Diungkapkannya,  Bantul  masih  menyisakan  sengketaTHR  di  tahun  2020.  Yaitu  PT  Kharisma
              Export  belum  melunasi  kewajibannya  kepada  pekerjanya  di  tahun  2020.  Terkait  hal  itu,  dia
              menyebut Pengadilan Negeri Hubungan Industrial yang menyelesaikan. "Itu ranah pengadilan.
              Kami hanya mediasi, kalau tidak ada kesepakatan, ya kami anjurkan ke PHI," cetusnya.

              Terpisah, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bantul, Fardhanatun meyakini, THR
              yang akan dia terima dan anggotanya penuh dan tepat waktu. Sesuai dengan Surat Edaran (SE)
              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI No M/6/HK.04/ IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian
              THR Keagamaan Tahun 2021 Bagi Pekerja/Buruh Di Perusahaan.

              "Sudah ada SE Menaker, jadi apa bila perusahaan menghendaki berdialog, kami sampaikan SE
              itu,"  tegasnya  Dimaklumi,  2020  THR  diberikan  dengan  cara  dicicil.  Lantaran  perusahaan
              terdampak pandemi. "Tapi untuk tahun ini, pemerintah melalui Kemenaker jelas menyampaikan
              bahwa pemberian THR penuh dan tepat waktu. Kalau perusahaan tidak patuh, nanti SPSI siap
              menjembatani lewat Disnakertrans. Tidak serta merta (perusahaan mangkir dari tanggung jawab
              dengan alasan, Red) tidak kuat dan mampu," sebutnya, (fat/pra/by)

              Regulasi kami nanti mengacu pada regulasi di atas. Jadi kami tidak semena-mena. Kami masih
              menunggu SE Gubernur DIJ."














                                                           25
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31