Page 289 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 SEPTEMBER 2021
P. 289
Hal itu disampaikan Ida pada acara Sosialisasi Program BPJS Ketenagakerjaan bagi Pekerja
Bukan Penerima Upah sekaligus memberikan secara simbolis santunan kepada keluarga pekerja
kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di Cilegon, Banten, Jumat (17/9/2021).
Ida menyatakan jumlah pekerja informal jauh lebih banyak dibanding pekerja formal (pekerja
penerima upah). Namun, kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan masih didominasi oleh pekerja
formal.
Padahal, menurut dia, baik pekerja formal maupun informal, keduanya memiliki risiko kerja.
Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 ini membuat setiap pekerja perlu mendapatkan jaminan
sosial.
"Para pekerja seperti guru honorer, guru ngaji, marbot masjid, pengemudi ojek online, nelayan,
petani, mereka semua sangat rentan dalam melakukan pekerjaan, jadi ini penting untuk
pemerintah daerah memberikan pelindungan sosial baik kedepannya," kata Ida.
Pada kesempatan itu, Ida turut berdiskusi dengan salah satu keluarga penerima santunan
sekaligus sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan yakni Ibu Mulyati istri dari Alm. Syarifuddin
yang telah meninggal dunia. Santunan yang diberikan berupa bantuan beasiswa kepada Putri
Alm. Bapak Syarifudin, berupa beasiswa pendidikan sampai lulus perguruan tinggi.
Menurut dia, dengan membayar iuran program mulai Rp16.800 per bulan, pekerja akan
mendapatkan perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yang manfaatnya berupa
pengobatan tanpa batas biaya, serta Jaminan Kematian (JKm) yang manfaatnya akan diterima
ahli waris jika peserta meninggal dunia berupa santunan uang tunai.
"Jadi kalau ada yang meninggal maka pendidikan anaknya ditanggung sampai perguruan tinggi.
Kemudian yang di-cover tidak hanya 1 anak, tapi 2 anak. Itu salah satu cara kita melahirkan
generasi-generasi baru yang masa depannya sudah kita pikirkan," kata Ida.
288