Page 323 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 SEPTEMBER 2021
P. 323
Ida menyatakan bahwa jumlah pekerja informal jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan
pekerja formal (pekerja penerima upah). Namun, kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan masih
didominasi pekerja formal. Padahal, menurutnya, baik pekerja formal maupun informal,
keduanya memiliki risiko kerja. Apalagi dalam kondisi pandemi covid-19 ini membuat siapa pun
seharusnya merasa perlu untuk mendapatkan jaminan sosial.
"Para pekerja seperti guru honorer, guru ngaji, mar-bot masjid, pengemudi ojek online, nelayan,
petani, mereka semua sangat rentan dalam melakukan pekerjaan, jadi ini penting untuk
pemerintah daerah memberikan pelindungan sosial untuk ke depannya," ungkap Ida.
Pada kesempatan ini. Menaker turut berdiskusi dengan salah satu keluarga penerima santunan
sekaligus sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan yakni Mulyati, istri dari seorang pekerja yang
telah meninggal dunia, almarhum Syarifuddin. Santunan yang diberikan kepada putri Mulyati,
berupa beasiswa pendidikan sampai lulus perguruan tinggi.
Menurutnya, dengan membayar iuran program mulai Rpl6.800 per bulan, pekerja akan
mendapatkan perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yang manfaatnya berupa
pengobatan tanpa batas biaya, serta Jaminan Kematian (JKM) yang manfaatnya akan diterima
ahli waris jika peserta meninggal dunia berupa santunan uang tunai.
"Jadi kalau ada yang meninggal, maka pendidikan anaknya ditanggung sampai perguruan tinggi.
Kemudian yang di-cover tidak hanya 1 anak, tapi 2 anak. Itu salah satu cara kita melahirkan
generasi-generasi baru yang masa depannya sudah kita pikirkan," ucapnya.
Dalam melaksanakan kegi-atan-kegiatannya, Kemnaker selalu menerapkan protokol kesehatan
yang sangat ketat. (RO/S2-25)
caption:
Menaker Ida Fauziyah menyerahkan santunan kepada Ahli Waris peserta BPJS berupa beasiswa
Pendidikan.
322