Page 289 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 JANUARI 2022
P. 289

Ditandatangani Perjanjian Bersama (PB) antara FSPPB dengan Direksi Pertamina (Persero) yang
              juga  disaksikan  dan  difasilitasi  oleh  Direktorat  Jenderal  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan
              Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemnaker.

              Dirangkum  Okezone  pada  Sabtu  (1/1/2022),  berikut  empat  fakta  damainya  kisruh  pegawai
              dengan manajemen Pertamina:

              1. Cikal Bakal Mogok Kerja Salah satu masalah yang mendasari munculnya ancaman mogok kerja
              yang rencananya akan dilakukan seluruh pekerja Pertamina pada Rabu (29/12/2021) adalah
              rencana kebijakan agile working yang berdampak pada pengaturan mekanisme kerja fleksibel
              alias WFH. Di sisi lain, Senior Vice President Human Capital Development Pertamina, Tajudin
              Noor  dalam  keterangan  memastikan,  program  tersebut  belum  dijalankan  dan  masih  dalam
              proses mendapatkan masukan dari berbagai pihak.

              "Karenanya, dalam membuat kebijakan ini prinsip dasarnya adalah pekerja harus secara sukarela
              menyetujui pemotongan upah tersebut baru dapat memilih untuk WFH," katanya.
              2.  Mediasi  dengan  Kemnaker  Kementerian  Ketenagakerjaan  sukses  memediasi  Direksi  PT
              Pertamina (Persero) dan FSPPB. Mediasi yang disebut berlangsung sejak Jumat (24/12/2021) itu
              akhir mencapai kesepakatan.

              "Hari ini menghabiskan waktu dan energi cukup banyak. Tapi, Alhamdulillah berhasil dengan
              tercapainya kesepakatan," ucap Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Indah Anggoro Putri pada
              Rabu (29/12/2021).

              3 Kesepakatan yang Gagalkan Mogok Kerja Terdapat tiga kesepakatan yang membuat mogok
              kerja  sukses  dibatalkan.  Pertama,  kedua  belah  pihak  sepakat  untuk  memperbaiki  kualitas
              komunikasi dan dialog ke arah yang lebih konstruktif dan produktif. Kesepakatan ini dinilai Dirjen
              Putri,  pihak  direksi  akan  membuka  seluas-luasnya  kanal  komunikasi  dengan  para  pekerja
              Pertamina yang diwakili oleh pengurus FSPPB.
              Kedua,  adanya  perjanjian  melakukan  penyesuaian  gaji.  Hal  ini  mengingat  sejak  2020  lalu,
              seluruh pekerja Pertamina tidak mengalami kenaikan gaji. Alhasil, gaji mereka berpotensi naik
              di  2022  dengan  tetap  memperhatikan  Rencana  Kerja  Anggaran  Perusahaan  (RKAP).  Ketiga,
              FSPPB akan diberikan kebebasan dalam mengekspresikan keinginannya dengan tetap mengacu
              pada Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

              "Jika ada friksi atau beda pandangan dalam komunikasi antara Serikat Pekerja dengan Direksi
              Pertamina, maka Kemnaker siap hadir memfasilitasi kedua belah pihak," tambah Putri.

              4. Serikat Pekerja Pertamina Diminta Lebih Membuka Diri Guru Besar Hukum Ketenagakerjaan
              Universitas Indonesia (UI), Aloysius Uwiyono menyebut, serikat pekerja tak seharusnya hanya
              mengajukan tuntutan secara agresif, tetapi juga membuka diri terkait segala upaya penyelesaian
              yang telah ditempuh pihak Direksi Pertamina.
              "Serikat pekerja jangan hanya menuntut saja tetapi juga membuka hati," ujarnya dilansir dari
              Antara, Rabu (29/12/2021).

              Komisi VII DPR RI pun berharap,ke depannya tak ada pihak internal Pertamina yang mengumbar
              isu sensitif.

              "Agar tidak mengganggu kinerja Pertamina itu sendiri, dan selayaknya dapat dikomunikasikan
              secara  internal  tanpa  membuat  keresahan  yang  dapat  merugikan  korporasi  dan  berdampak
              kepada  masyarakat  luas,"  ujar  Pimpinan  Komisi  VII  Bambang  Haryadi,  Rabu  (29/12/2021).
              (kmj).

                                                           288
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294