Page 92 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 AGUSTUS 2021
P. 92

menginginkan  agar  kebijakan  Pemberlakuan  Pembatasan  Kegiatan  Masyarakat  (PPKM)  yang
              diterapkan saat ini agar segera dicabut.
              “Kami di sini menolak PPKM, mohon kepada pemerintah untuk stop PPKM, karena itu bukan
              solusi. Banyak di luar sana, buruh yang kehilangan pekerjaannya, banyak perusahaan gulung
              tikar, perusahaan yang tutup. Banyak teman kita yang kehilangan pekerjaan, bagaimana mereka
              menghidupi keluarganya,” ujar Rahmat selaku perwakilan buruh pabrik.

              SBSI DIY pada Rabu siang juga menyerukan agar keran pariwisata di Yogyakarta dibuka kembali
              demi  menggerakkan  roda  perekonomian.  Dani  Eko  Wiyono  selaku  Ketua  SBSI  Korwil  DIY
              menyebutkan,  ada  tiga  sektor  utama  penggerak  ekonomi  di  Yogyakarta  yang  kini  lumpuh.
              “Bagaimana  caranya  ekonomi  ini  pulih  kembali.  Sektor  utama  di  Yogyakarta  ini  cuma  tiga,
              pariwisata, pendidikan dan budaya. Nah, tiga sektor ini mati hari ini,” jelasnya.

              Sebab itu, SBSI pun mendesak agar PPKM yang diperpanjang hingga 23 Agustus mendatang
              segera  dihentikan.  Dani  Eko  pun  mendesak  agar  pemerintah  mau  melonggarkan  kebijakan
              pengetatan mobilitas. “Hari ini pun menurut analisa saya, pendanaan orang-orang yang tak bisa
              kerja  ini  dari  utang  piutang,  misalnya  pinjol  (pinjaman  online).  Sekarang  meningkat  non
              performing loan, macetnya kredit. Nah, pemerintah hari ini tidak hadir,” tuturnya.

              Ketika  disinggung  alasan  kebijakan  PPKM  untuk  menyelamatkan  nyawa  manusia  dengan
              menurunkan kurva pertumbuhan kasus Covid-19, Dani Eko pun menilai kebijakan tersebut masih
              tidak adil bagi masyarakat menengah ke bawah. Selama ini, pedagang dan juga pekerja informal
              bersedia untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes).

              “Sekarang kalau kita bicarakan keselamatan, semua orang ingin keselamatan. Tapi ketegasannya
              yang dipermasalahkan itu apa? Kerumunan, kah? Makan di tempat, kah? Tidak ada kejelasaan
              sektor esensial dan non esensial,” paparnya.

              Menariknya,  SBSI  tak  hanya  berdemonstrasi,  tapi  juga  membagikan  paket  sembako  kepada
              tukang becak dan buruh perkotaan saat melakukan aksinya. Ratusan paket sembako dibagikan
              sebagai bentuk kepedulian antar sesama. (ros)




































                                                           91
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97