Page 502 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 502

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani mengatakan, dengan
              revisi UMP DKI Jakarta 2022 tersebut, maka upaya untuk mengembalikan prinsip upah minimum
              sebagai jaring pengaman sosial (Social Safety Net) bagi pekerja pemula tanpa pengalaman tidak
              terwujud.

              "Kembali menjadi upah rata-rata, sehingga penerapan struktur skala upah akan sulit dilakukan
              karena  ruang  atau  jarak  antara  upah  minimum dengan  upah  diatas  upah  minimum  menjadi
              kecil," ujar Sukamdani dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (20/12).

              Hariyadi mengatakan, kondisi itu akan menyulitkam bagi pekerja baru. Sebab, perusahaan akan
              lebih memilih pekerja berpengalaman dengan upah setara upah minimum.

              "Ini akan menimbulkan resiko yang besar untuk pekerja yang baru. Kesempatan pekerjaan baru
              akan semakin terbatas," katanya.

              Atas kondisi tersebut, Apindo meminta Kementerian Ketenagakerjaan untuk memberikan sanksi
              kepada  kepala  daerah  yang  telah  melawan  hukum  regulasi  Ketenagakerjaan,  terutama
              pengupahan, karena hal tersebut berpotensi menimbulkan iklim tidak kondusif bagi dunia usaha
              dan perekonomian nasional.

              Apindo juga meminta kepada Menteri Dalam Negeri untuk memberikan pembinaan atau sanksi
              kepada Kepala Daerah, Gubernur DKI Jakarta yang tidak memahami peraturan perundangan
              sehingga mengakibatkan melemahnya sistem pemerintahan, sebagaimana amanat UU 23 tahun
              2014.

              "Pasal  373  yang  intinya  Pemerintah  Pusat  melakukan  pembinaan  dan  pengawasan  terhadap
              penyelenggaraan Pemerintahan Daerah," katanya.

              Apindo juga akan menggugat aturan revisi tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
              jika Gubernur DKI benar-benar mengimplementasikan regulasi perubahan tersebut. Sementara
              itu, seluruh perusahaan di Jakarta diminta untuk tidak menerapkan revisi UMP DKI Jakarta 2022
              sembari menunggu Keputusan PTUN berkekuatan hukum tetap.

              "Namun  tetap  mengikuti  Keputusan  Gubernur  DKI  Jakarta  nomor  1395  Tahun  2021  yang
              ditetapkan tanggal 19 November 2021," tandas Sukamdani. [azz].
































                                                           501
   497   498   499   500   501   502   503   504   505   506   507