Page 83 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2021
P. 83

Menaker Ida Fauziyah menyebut pemulangan 129 PMI hendaknya menjadi pelajaran bagi semua
              pihak.  Sebab,  bekerja  di  luar  negeri  merupakan  sebuah  pilihan  dan  pemerintah  tak  pernah
              menghalangi hak bagi PMI yang masih ingin kembali bekerja di luar negeri.

              "Pemerintah tak menghalangi, pemerintah memfasilitasi sebagaimana teman-teman bisa bekerja
              dengan nyaman dan memastikan perlindungannya dengan baik," ucapnya.

              Pemerintah  Indonesia  telah  memulangkan  (repatriasi)  terhadap  129  PMI  menggunakan
              maskapai Batik Air dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu (21/8) pukul 3 dini hari.
              Sesampainya di tanah air, 120 di antaranya dikarantina di Wisma Atlet.

              Ke-129  PMI  itu  terdiri  dari  105  PMI  awak  kapal  Letter  Of  Guarantee  (LG)  yang  stranded
              (terlantar) di perairan Taiwan, 15 PMI Bermasalah/WNI Overstayer, 1 PMI Bermasalah (PMIB)
              sakit paru-paru, dan 8 jenazah mengalami kendala pemulangan karena minimnya penerbangan.

              Menurut  Ida,  Kemnaker  bersama  Kementerian/Lembaga  lain  telah  berhasil  memulangkan
              pekerja migran  khususnya para ABK tersebut yang sudah lama stranded di Perairan Taiwan.

              "Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh ABK yang telah bersabar menunggu pemulangan ke
              Indonesia  hingga  akhirnya  tiba  di  tanah  air,"  ujar  Menaker  Ida  Fauziyah  didampingi  Dirjen
              Pembinaan  Penempatan  Tenaga  Kerja  dan  Perluasan  Kesempatan  Kerja  (Binapenta  &  PKK)
              Suhartono.

              Menaker Ida Fauziyah mengakui proses repatriasi 129 PMI terdapat hambatan karena adanya
              kebijakan border restriction (pembatasan perbatasan) dari Otoritas Taiwan yang menyebabkan
              tidak diizinkan untuk sign off atau berlabuh di Taiwan.

              Selain itu, pemulangan PMI juga mengalami dua kali penundaan. Pertama direncanakan tanggal
              3 Agustus 2021 dan kedua tanggal 11 Agustus 2021 lalu.
              Namun,  kata  Mekaner  Ida,  atas  upaya  negoisasi  baik  dengan  Perwakilan  Taiwan  di  Jakarta
              maupun yang berada di Taiwan, akhirnya membuahkan hasil dapat memulangkan para PMI dan
              awak kapal.

              "Program  repatriasi  ini  merupakan  bentuk  hadirnya  negara  dalam  melindungi  setiap  warga
              negara termasuk PMI awak kapal di mana pun mereka berada. Pemulangan ini juga merupakan
              komitmen pemerintah dalam pelindungan PMI, khususnya kami di kementerian yang menangani
              bidang tenaga kerja, termasuk PMI," tuturnya.
              Selain itu, keberhasilan program repatriasi juga berkat koordinasi dan kolaborasi  Kemenaker
              dengan  KDEI  di  Taipei  dan  beberapa  Kementerian/Lembaga  terkait,  serta  seluruh  pihak  di
              Bandara Soekarno Hatta dalam fasilitasi pemulangan Awak Kapal dan PMI.

              Sesuai Undang-Undang 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI)
              yang  merupakan  payung  hukum  pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (PMI),  secara  tegas
              menjelaskan bahwa awak kapal Indonesia merupakan bagian dari PMI.

              "Apresiasi setinggi-tingginya terhadap Satgas Covid-19 Wisma Pademangan dan seluruh pihak
              di  Wisma  Pademangan  yang  telah  memfasilitasi  karantina  para  PMI  yang  tiba  di  debarkasi
              Soekarno Hatta," ujar Ida Fauziyah. (*/jpnn)








                                                           82
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88