Page 160 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 SEPTEMBER 2021
P. 160

MENAKER AJAK NEGARA ASEAN LINDUNGI PEKERJA PEREMPUAN SELAMA
              PANDEMI
              Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengajak negara-negara anggota ASEAN
              untuk  memberikan  perhatian  terhadap  isu  perlindungan  perempuan  di  kawasan  ASEAN,
              khususnya di masa pandemi covid-19.

              Isu perlindungan perempuan, pemberdayaan perempuan, dan kesetaraan gender harus menjadi
              bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pemulihan kondisi sosial dan ekonomi dari krisis covid-
              19,  serta  komitmen  bersama  mewujudkan  Tujuan  Pembangunan  Berkelanjutan  Global
              (Sustainable  Development  Goals/SDGs)  tentang  kesetaraan  gender  dan  pemberdayaan
              perempuan.

              "Ini  suatu  cara  yang  tepat  untuk  meningkatkan  peran  dan  perlindungan  angkatan  kerja
              perempuan  dalam  mendukung  pemulihan  ekonomi  selama  masa  pandemi,"  kata  Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dilansir dari laman resmi Kemnaker, Selasa, 31 Agustus 2021.
              Hal ini disampaikan Ida sebagai bentuk komitmen Pemerintah Indonesia dalam menindaklanjuti
              lokakarya regional ASEAN peningkatan peran dan perlindungan perempuan angkatan kerja untuk
              mendukung pemulihan ekonomi di masa pandemi.

              Ida mengatakan, sebagai salah satu kelompok rentan di masa pandemi, peningkatan kesadaran
              tentang  peran  dan  perlindungan  perempuan  sangat  penting  untuk  menjadi  perhatian
              stakeholders ketenagakerjaan.

              Selain  itu,  perlu  langkah-langkah  peningkatan  peran  dan  perlindungan  angkatan  kerja
              perempuan dalam pemulihan ekonomi negara-negara ASEAN yang terdampak pandemi covid-
              19.

              "Perlu  adanya  kerja  sama  antara  negara  anggota  ASEAN  dengan  mitra  sosial  lainnya  untuk
              meningkatkan peran pelindungan angkatan kerja perempuan, serta mewujudkan upaya konkrit
              ASEAN  terhadap  pencapaian  target  SDGs  terkait  isu  kesetaraan  gender  dan  pemberdayaan
              perempuan,” tutur Ida.

              Berdasarkan laporan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), pekerja perempuan di kawasan
              Asia-Pasifik  terdampak  krisis  secara  tidak  proporsional.  Artinya,  perempuan  yang  kehilangan
              pekerjaan lebih besar di daripada laki-laki.

              Menurut ILO, sebanyak 297 juta perempuan bekerja di sektor berisiko tinggi pada 2019 di Asia
              dan Pasifik. Angka ini setara dengan 43,3 persen pekerjaan perempuan (dibandingkan dengan
              37,6 persen untuk semua pekerja).

              "Berbagai  alasan  menyebabkan  kerugian  bagi  pekerja  perempuan  sebab  sebagian  besar
              perempuan di kawasan Asia-Pasifik bekerja di sektor-sektor yang sangat terpengaruh oleh krisis,"
              jelas Ida.

              (DEV)












                                                           159
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165