Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 SEPTEMBER 2019
P. 33
Kepala BP3TKI Yogyakarta, Suparjo menyampaikan, sejak 2010, BNP2TKI telah
mengadakan pelatihan dan edukasi melalui program pemberdayaan terintegrasi
kepada 110 PMI purna maupun keluarganya, di Desa Ngelangeran.
"Kami juga terus melakukan pendampingan, agar desa tersebut menjadi lebih maju
dan berkembang, sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan, baik lokal
maupun asing," jelas Suparjo.
Pelatihan yang diberikan antara lain, tur dan travel, sablon, kuliner ayam dan
bahasa Inggris, untuk mendukung pengembangan menjadi desa wisata.
Penghargaan UNESCO
Pada 2015, Desa Ngelanggeran ditetapkan United Nations of Educational, Scientific,
and Cultural Organization (UNESCO) sebagai kawasan Global Geopark Network,
karena keberadaan gunung api purbanya dan embung besar. Gunung api purba
merupakan gunung batu dari karst atau kapur dan pernah aktif jutaan tahun yang
lalu, sementara embung adalah bangunan berupa kolam seperti telaga, di
ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut.
Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi untuk menampung
air hujan dan mengairi kebun buah di sekeliling embung.
Dalam rangka ASEAN Tourism Forum 2017 di Singapura, desa ini juga memperoleh
penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik I Indonesia dan menerima penghargaan
ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award.
Tidak sampai di situ, pada 2018, Desa Nglanggeran juga meraih penghargaan
ASEAN Sustainable Tourism Award, dalam rangka ASEAN Tourism Forum.
Menurut Triyana, yang juga merupakan Ketua paguyuban PMI Purna Tunas Jaya,
berangkat ke luar negeri menjadi PMI sempat menjadi primadona di desanya,
sehingga mayoritas warga mencari nafkah dengan berangkat menjadi pekerja
migran di negeri orang.
"Mayoritas masyarakat kami dulu menjadi PMI ke Malaysia, dan ada juga yang ke
Korea. Berangkat, pulang, kemudian berangkat lagi," jelasnya.
Desa yang berkembang sejak 2012 itu sudah mendapatkan omset pengelolaan
sebesar Rp 81.225.000, dengan total wisatawan mencapai 27.875 orang.
Pada 2018, dengan jumlah wisatawan lokal maupun asing sebanyak 142.179 orang,
desa ini mampu mencapai omset hingga Rp 3 miliar.
Jenis usaha yang ditekuni oleh para PMI purna antara lain, pembuatan makanan
ringan seperti bakpia, ternak sapi, kambing etawa dan ayam pedaging, usaha
homestay, serta warung kelontong dan warung makan disekitar wisata itu.
Page 32 of 73.

