Page 106 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2022
P. 106
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis angka inflasi untuk tahun 2021 yakni sebesar 1,87
persen. Sedangkan standar kenaikan UMP yang ditetapkan Kementerian Ketenagakerjaan adalah
1,09 persen.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, memprediksi angka
inflasi tahun ini bisa tembus 5 persen. Dengan demikian, kelas pekerja bakalan kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang terdongkrak akibat inflasi.
"Jadi orang miskin itu bukan karena tidak bekerja atau pengangguran, tapi bekerja sementara
pendapatan yang diterima tidak cukup untuk biaya hidup. Gawat kalau begitu, diproyeksi ada
kemiskinan terselubung tahun depan," ujar Bhima saat dihubungi kumparan , Senin (3/1).
Menurut Bhima, ketimpangan pun bakal semakin melebar. Mengingat kelompok menengah atas
masih bisa memanfaatkan tabungan saat inflasi menyentuh 5 persen.
Atas dasar itu, Bhima menyarankan agar pemerintah sebaiknya mengkaji lagi besaran kenaikan
UMP. Hitungannya, mengacu pada kemungkinan inflasi yang bisa tembus 5 persen, serta
perkiraan pertumbuhan ekonomi yang bisa mencapai 5 persen juga.
Dengan hitungan tersebut, kenaikan ideal UMP tahun 2022 menurut Bhima adalah sebesar 5
persen secara nasional. Bahkan bisa lebih di atas 5 persen untuk di daerah-daerah.
"Efek ke konsumsi rumah tangga dengan upah kecil bakal dirasakan kelompok menengah ke
bawah. Kelompok ini sangat sensitif soal naiknya harga barang kebutuhan pokok. Naik sedikit
harga makanan opsi mereka cuma dua, porsi makan dikurangi atau mengurangi pembelian
barang," tutur Bhima.
Belanja masyarakat yang menurun itu secara tidak langsung juga akan berdampak pada
turunnya omzet pengusaha.
"Masih ada waktu bagi pemerintah pusat dan daerah untuk revisi formula upah minimum. Agar
daya beli kelas menengah bisa solid tahun ini," pungkas Bhima Yudhistira.
105