Page 245 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 OKTOBER 2021
P. 245

Larangan penarikan JHT di BP Jamsostek bagi korban PHK itu dilakukan melalui revisi Peraturan
              Menteri  Ketenagakerjaan  (Permenaker)  Nomor  19  Tahun  2015  tentang  Tata  Cara  dan
              Persyaratan Pembayaran Jaminan Hari Tua (JHT).

              Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
              dan  Jaminan  Sosial  (PHI-Jamsos)  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  Indah  Anggoro
              Putri mengatakan, melalui merevisi Permenaker No 19 Tahun 2015, pegawai yang terkena PHK
              tidak akan bisa lagi mencairkan atau kalim JHT BP Jamsostek. "Pada hakikatnya, JHT adalah
              tabungan masa tua, jadi pemerintah akan kembalikan sesuai fungsinya," ujar dia, Selasa (28/9)
              Namun, pegawai yang terkena PHK tetap akan mendapat dana segar, yakni berupa Jaminan
              Kehilangan Pekerjaan (JKP). Program JKP akan mulai berjalan tahun 2022 mendatang.

              Mengutip  Permenaker  No  15  Tahun  2021  tentang  Tata  Cara  Pemberian  Manfaat  Jaminan
              Kehilangan Pekerjaan, JKP adalah jaminan sosial yang diberikan kepada Pekerja/Buruh yang
              mengalami Pemutusan Hubungan Kerja berupa manfaat uang tunai, akses informasi pasar kerja,
              dan Pelatihan Kerja.

              Pemberi  manfaat  JKP  berupa  uang  tunai  bagi  pegawai  yang  terkena  PHK  adalah  BPJS
              Ketenagakerjaan / BP Jamsostek. Sedangkan pemberian manfaat JKP berupa akses informasi
              pasar kerja dan Pelatihan Kerja diselenggarakan oleh Kemenaker.

              Manfaat uang tunai dari JKP bagi pegawai yang terkena PHK diberikan setiap bulan paling banyak
              6  bulan  upah  dengan  ketentuan  sebagai  berikut:  a.  sebesar  45%  dari  upah  untuk  3  bulan
              pertama; dan b. sebesar 25% dari Upah untuk 3 bulan berikutnya.

              Upah yang digunakan sebagai dasar pembayaran manfaat uang tunai dari JKP bagi pegawai
              yang terkena PHK merupakan upah terakhir pekerja/buruh yang dilaporkan pengusaha kepada
              BPJS Ketenagakerjaan / BP Jamsostek dan tidak melebihi batas atas upah yang ditetap.

              Batas atas upah untuk pertama kali ditetapkan sebesar Rp 5 juta. Jika upah pekerja/buruh yang
              terkena  melebihi  batas  atas  upah,  maka  upah  yang  digunakan  sebagai  dasar  pembayaran
              manfaat uang tunai bagi korban PHK sebesar batas atas upah.

              Demikianlah informasi mengenai penganti JHT bagi pekerja yang terkena PHK. Manfaatkan dana
              tunai JKP dengan sebaik mungkin untuk memulai usaha atau mendapatkan pekerjaan baru.































                                                           244
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250