Page 67 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 SEPTEMBER 2019
P. 67
Tercatat ada beberapa penerbangan yang mengalami keterlambatan, seperti dari
Jakarta menuju Sorong, Jakarta menuju Bali, Jakarta menuju Balikpapan, dan
Jakarta menuju Tanjung Pandan. Selain karena dampak kabut asap, kemelorotan
OTP disinyalir terjadi karena kinerja perusahaan menurun.
Kemudian, dari sisi tunggakan, saat ini Sriwijaya masih memiliki utang kepada
sejumlah BUMN. Ke Garuda Maintenance Facility atau GMF AeroAsia, misalnya,
utang Sriwijaya tercatat masih US$ 58 juta atau sekitar Rp 812 miliar (dengan kurs
Rp 14 ribu). Sedangkan dengan Pertamina, Sriwijaya masih menanggung tunggakan
Rp 791,44 miliar.
Pritanto mengatakan sejumlah karyawan mulai resah. Apalagi kisruh dengan Garuda
Indonesia ini bukan cuma membuat kinerja perseroan melorot, melainkan juga
berimbas pada status karyawan.
Ia mengatakan, setelah dispute , perusahaan mendemosi dua pejabatnya, yakni
Vice President Human Capital Agus Setiawan dan Corporate Secretary Retri Maya,
menjadi staf. Demosi tersebut, ujar dia, dilakukan tanpa embel-embel surat
peringatan lebih dulu.
Di sisi lain, 10 karyawan Garuda Indonesia yang dipekerjakan di Sriwijaya turut
terdampak. Mereka dinyatakan tidak boleh masuk kerja tanpa surat resmi.
Persoalan Sriwijaya dan Garuda Indonesia sejatinya telah mencuat sejak Maret
2019. Sebelumnya, kedua perusahaan itu melakoni kerja sama manajemen atau
KSM. Memanasnya konflik keduanya terjadi setelah pemegang saham membuat
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB tanpa sepengetahuan
direksi.
Hasil RUPSLB itu mengubah anggaran dasar atau anggaran rumah tangga yang
isinya ditengarai membatasi kewenangan direksi. Adapun dalam RUPSLB tersebut,
Page 66 of 166.