Page 167 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 167

Sebelum wajib lapor ketenagakerjaan diterima dan disahkan, ada persyaratan terkait dengan
              program kesejahteraan karyawan yang harus dilengkapi. "Misalnya perusahaan sudah terdaftar
              dalam BPJS Ketenagakerjaan, agar terhindar dari sanksi," katanya.

              Adanya  sanksi  administrasi  dan  sanksi  pidana,  lanjutnya,  bertujuan  untuk  menertibkan  para
              pelaksana kebijakan. Aturan terkait sanksi tersebut salah satunya terdapat di dalam Pasal 10
              ayat 1 Undang-undang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan.

              Dalam aturan tersebut telah dijelaskan bahwa sanksi kurungan maksimal 3 bulan atau denda
              maksimal Rp1.000.000 apabila perusahaan tidak melakukan kewajibannya melaporkan data-data
              perusahaan, baik itu setelah berdiri maupun perpanjangan setiap tahunnya, dan wajib lapor
              Ketenagakerjaan merupakan persyaratan wajib apabila perusahaan ingin menggunakan tenaga
              kerja asing.

              Menurut  Undang-undang,  setiap  perusahaan  memang  memiliki  kewajiban  untuk  melaporkan
              informasi  ketenagakerjaan  di  perusahaan  setiap  tahunnya  secara  tertulis  kepada  Menteri
              Ketenagakerjaan atau pejabat yang ditunjuk.

              Namun faktanya masih banyak perusahaan yang tidak rutin melaporkan WLK setiap tahunnya.

              Saat ini, pelaporan WLK dapat dilakukan lebih mudah melalui sistem wajib lapor ketenagakerjaan
              Online. Yaitu sebuah fasilitas daring yang diluncurkan oleh Menteri Ketenagakerjaan.

              Melalui sistem online tersebut, hanya perlu mengunjungi situs tersebut dan melengkapi semua
              persyaratan  yang  dibutuhkan  dan  melaporkan  secara  berkala  setiap  tahun  mengenai
              ketenagakerjaan di perusahaannya.

              "Dengan  adanya  sistem  pelaporan  online,  diharapkan  setiap  perusahaan  lebih  disiplin  dalam
              menunaikan kewajibannya untuk lapor," tandasnya.
              Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan, kata
              Himawan, setiap perusahaan memiliki kewajiban untuk melaporkan secara tertulis pada saat
              mendirikan,  menghentikan,  menjalankan  kembali,  memindahkan  atau  membubarkan
              perusahaan.

              Setiap  perusahaan  wajib  melaporkan  setiap  tahun  secara  tertulismengenai  ketenagakerjaan
              kepada menteri atau pejabat yang telah ditunjuk.

              Di dalam laporan tersebut harus memuat keterangan seperti identitas perusahaan, hubungan
              ketenagakerjaan, perlindungan ketenagakerjaan, kesempatan kerja, dan lain sebagainya.

              Wajib lapor perusahaan memiliki arti yang cukup penting bagi perusahaan. Dengan melakukan
              pendaftaran perusahaan melalui WLKP, maka secara otomatis perusahaan akan terdaftar dalam
              database Kementerian Ketenagakerjaan.

              Nantinya akan digunakan oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik yang
              berkaitan dengan ketenagakerjaan. Apabila perusahaan lalai dalam menjalankan kewajiban ini,
              maka akan dikenakan sanksi.

              Untuk lapor ketenagakerjaan secara online mengakses website Wajib Lapor Ketenagakerjaan di
              www.wajiblapor.kemnaker.go.id. Jika Perusahaan belum memiliki akun, maka harus melakukan
              registrasi  terlebih  dahulu  ke  dalam  sistem  Wajib  Lapor  Ketenagakerjaan  melalui  tautan
              "Pendaftaran Perusahaan".

              Langkah selanjutnya adalah mengisi kelengkapan pada kolom registrasi, Setelah pendaftaran
              perusahaan berhasil, maka sudah bisa menggunakan layanan lapor secara online.

                                                           166
   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172