Page 84 - Pembelajaran Vokasi di Perguruan Tinggi (Tinjauan Filsafat dan Rekonstruksi Teori) - Agunawan Opa
P. 84

spiritual.  atas  nama  nasionalisme  dan  demi  mengejar  keuntungan-
                     keuntungan serta kebanggaan semu, dunia yang selama ini beradab
                     telah membuktikan diri hadir menjadi dunia yang sepenuhnya irasional,
                     horor dan buta terhadap gagasan-gagasan nilai yang dibangunnya.

                            Dalam  kondisi  seperti  itulah,  pragmatisme  kemudian  lahir  di
                     Amerika aliran ini melahirkan beberapa nama yang cukup berpengaruh
                     mulai dari Charles S. Pierce (1839-1914), William James (1842-1910),
                     John  Dewey,  dan  seorang  pemikir  yang  cukup  menonjol  bernama
                     George Herbert Mead (1863-1931).

                            Kebutuhan  akan  kompetensi  terapan  yang  langsung  dapat
                     memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industri dilahirkan oleh lulusan
                     pendidikan vokasi. Dalam proses pendidikan vokasi menekankan pada
                     pengembangan  praktek/terapan  dibanding  yang  sifatnya  teoritis.
                     Pembelajar diberikan kemampuan yang dapat memberikan solusi dan
                     pengembangan  kreativitas  berbasis  potensi  individu.  Hal  ini  bahwa
                     konsep-konsep pemikiran pragmatisme dalam pendidikan bisa sangat
                     diimplementasikan  pada  pendidikan  tinggi  vokasional  yang  menjadi
                     salah satu kebijakan yang ditetapkan oleh Kemendikbud. (Suardipa,
                     2020)

                     D.  Filosofi dan Asumsi TVET

                            Tanggal 26 – 29 April 1999 bertempat di Seoul Korea, lebih dari
                     700  delegasi  hadir  pada  acara  Forum  The  Second  International
                     Congress  on  The  Technical  and  Vocational  Education  dan  39  dari
                     peserta  merupakan  menteri  atau  pembantu  menteri  pendidikan.
                     Kongres kedua Technical and Vocational Education mengusung tema
                     “Technical  and  Vocational  Education  and  Training:  A  Vision  for  the
                     Twenty-first Century”. Peletakan Visi TVET pada Abad XXI menjadi
                     tema sentral. Salah satu keputusan para delegasi peserta kongres dari
                     anggota  UNESCO  dan  ILO  serta  mitra  kerja  pada  kongres  kedua
                     tersebut  adalah  adanya  kesepakatan  penggunaan  terminologi
                     “Technical and Vocational Education and Training (TVET)”. Sejak itu
                     nomenklatur  TVET  digunakan  secara  luas  dalam  pembahasan
                     pendidikan  dan  pelatihan  vokasional  di  seluruh  dunia.  Menurut



                                                      73
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89