Page 2 - SKH Palangka Post Edisi 28 Agustus 2019
P. 2
OPINI
RABU, 28 AGUSTUS 2019 02
Menghentikan
Stigma Masyarakat Papua
Penulis: Emir Chairullah
(Wartawan Media Indonesia, Doktor dari The University of Queensland, Australia dengan topik tesis Elites and the Negotiation of Special Autonomy Policy in Papua, Indonesia)
AKSI kekerasan kembali terjadi di Papua. Kali ini Merdeka dan separatis agar pemerintah pusat menjalan-
Namun, saya mencoba mene-
kan amanat UU secara konsisten.
masyarakat Papua yang tinggal di Manokwari, ngahi kekhawatiran masyarakat Namun pemerintah pusat, dengan
Provinsi Papua Barat, menumpahkan kemarahan dan pemerintah, terutama aparat berbagai alasan, seperti menging-
mereka dengan membakar Gedung DPRD setempat. keamanan, dalam menangapi kari janji kemerdekaan yang telah
diberikan kepada OAP agar tidak
keinginan merdeka dari OAP
Aparat kepolisian awalnya mengaku bahwa keru- ini. Tidak seperti argumen Webb- lepas dari Indonesia. Beberapa
suhan terjadi akibat provokasi di media sosial. Wa- Gannon atau kebanyakan elite di antara kebijakan pemerintah
pusat yang dianggap menyakiti
politik di Jakarta, istilah ‘merde-
laupun belakangan Kapolri Jenderal Tito Karnavian ka’ bagi OAP berarti mendapat- perasaan OAP dan melanggar
mengakui aksi tersebut dipicu tindakan rasial dan kan otonomi, bebas dari ketaku- amanat Otsus, yaitu pemecahan
persekusi yang terkesan dilindungi aparat keamanan tan, terciptanya keadilan, bebas Provinsi Papua menjadi Papua dan
Papua Barat, serta pelarangan pe-
dari kekerasan aparat negara,
terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya dan mendapatkan fasilitas pendidi- ngibaran bendera Bintang Kejora.
Malang, Jawa Timur. kan dan kesehatan, serta kesem- Akibatnya, kita sering mendengar
OAP yang sinis kepada kebijakan
patan untuk mengelola kekayaan
alam. Bahkan, Giay (2007) dan pemerintah pusat di Jakarta den-
Jika kita melihat sesaat, apalagi khusus, dan korup. Setiap saya Kirsch (2010) menyebutkan, gan mengatakan, “Jakarta tipu-
memakai kacamata keamanan, menghadiri diskusi mengenai kemerdekaan bagi OAP, yaitu tipu kita apalagi ini?”
ada kesan masyarakat Papua Papua, tiga stempel tersebut adanya pengakuan negara ter- Jadilah, konsep merdeka ini ke-
begitu mudahnya tersulut emosi hampir selalu keluar dari penu- hadap masyarakat Papua sebagai mudian disalahgunakan segelint-
yang kemudian berlanjut den- turan narasumber, terutama dari manusia yang diwujudkan dalam ir elite di Jakarta tersebut untuk
gan aksi vandalisme merusak kalangan birokrat dan aparat keadilan sosial, perdamaian, dan mengamankan kepentingan me-
fasilitas publik. Namun, jika keamanan. Bahkan, mungkin keinginan untuk berdialog. Arti- reka. Dengan adanya narasi tung-
diselisik lebih jauh, tindakan saya pun pada awalnya termasuk nya, istilah merdeka tidak bisa gal bahwa merdeka sama halnya
masyarakat Papua di Manokwari orang yang ikut memercayai stig- disamakan dengan konsep poli- dengan separatisme, mereka terus
dan berbagai wilayah lainnya ma tersebut, sebelum akhirnya tik untuk memisahkan diri dari mencekokkan narasi tersebut ke
di Provinsi Papua dan Papua meneliti langsung mengenai negara, dalam hal ini Indonesia. publik dan media. Tanpa disadari
Barat tersebut merupakan salah problem konflik di Papua. Bahkan, sejumlah elite Pa- telah terjebak dengan narasi
satu puncak dari kekesalan mer- Parahnya, stigma itu kemudian pua yang dikenal sebagai to- tersebut, publik dan media seperti
eka setelah memutuskan tetap menjadi dasar bagi publik untuk koh Organisasi Papua Merdeka mengamini berbagai kekerasan
bergabung dengan Indonesia mengecam setiap aksi protes (OPM) yang pernah saya wawa- dan pelanggaran HAM yang
pasca-Reformasi 1998. Untuk itu, yang dilakukan masyarakat Pa- ncarai menyebutkan, sebenarnya menimpa masyarakat sipil di
sudah saatnya pemerintah pusat pua tanpa mendengar langsung, merdeka bagi OAP bisa terwu- Papua akibat tuntutan merdeka
juga masyarakat di luar Papua apalagi memverifikasi alasan jud apabila pemerintah pusat yang mereka inginkan. Itu karena
mencoba memahami karakter yang menyebabkan orang Papua dan Papua, secara konsisten dengan mudah, masyarakat sipil
masyarakat Papua agar peristiwa protes. Dengan stigma yang ada menjalankan amanat Undang- yang menjadi korban akan distig-
di Manokwari tidak terulang di benak mereka, kita dengan du- Undang No 21/2001 tentang Oto- matisasi sebagai proseparatis dan
atau minimal bisa dikurangi kungan dari elite di Jakarta, lang- nomi Khusus Papua. Sayangnya, mendukung makar. Ketika ma-
intensitasnya. sung menghakimi para pemrotes pemerintah pusat, atas arahan syarakat Papua yang lain menun-
ini sebagai orang-orang yang para elite yang mengelilinginya, tut untuk menuntaskan pelang-
Selalu distigmakan tidak berterima kasih. Bahkan tidak konsisten menjalani perin- garan HAM tersebut, mereka juga
Salah satu problem utama tak jarang, mereka disematkan tah UU tersebut dan cenderung akan distigmakan yang akibatnya
yang akhirnya menggerakkan sebagai proseparatis, melaku- membajaknya. Alasannya san- seperti lingkaran setan.
masyarakat Papua melakukan kan makar, atau anti-Negara ILUSTRASI gat klasik, yaitu para elite ini Karena itu, jika pemerintah
perlawanan, yaitu munculnya Kesatuan Republik Indonesia bakal kehilangan akses ekonomi, ingin mengakhiri kekerasan
stigma yang selalu dilekatkan (NKRI) tanpa menggali lebih setiap aksi yang dilakukan OAP, pahami apa sesungguhnya pe- Papua hanya bisa terjadi apabila terutama sumber daya alam, di Papua, segera hapus stigma
terhadap orang asli Papua (OAP). dalam bahwa selama ini yang di mana pun itu, akan mun- nyebab munculnya tuntutan mereka melepaskan diri dari yang selama Orde Baru dikuasai proseparatis yang selama ini
Masyarakat di luar Papua cend- dituntut masyarakat Papua ialah cul keinginan untuk merdeka, tersebut. Webb-Gannon (2014), Indonesia. Akibatnya, setiap apabila UU tersebut konsisten dilekatkan ke OAP yang menun-
erung memberi stempel bahwa mengakhiri kekerasan di sana pengibaran bendera Bintang seperti kebanyakan elite politik tuntutan kemerdekaan dan pro- dijalankan. tut kemerdekaan, kecuali jika
orang Papua bodoh, tidak tahu yang selama ini OAP lah yang Kejora, dan bahkan tak jarang di Jakarta dan masyarakat di tes dari OAP akan ditanggapi Selama bertahun-tahun pascab- pemerintah tidak ingin mengakui
berterima kasih walaupun sudah menjadi korbannya. tuntutan untuk referendum. luar Papua menyebutkan, real- dengan keras karena merupakan erlakunya UU Otonomi Khusus Papua dan ingin melepaskannya
diberikan kebijakan otonomi Kita harus akui apabila dalam Namun, yang sering kita tidak isasi kemerdekaan masyarakat bentuk ancaman bagi Indonesia. (Otsus) Papua, OAP menuntut dari Indonesia.
Gigi Pancasila di Ulang Tahun Kemerdekaan
Penulis: Frano Kleden (Alumnus STFK Ledalero)
INDONESIA kini berusia 74 hadap dasar negara Pancasila. bangsa. Pancasila membukti- tetapi negara yang punya kecen- semua bentuk kenegaraan yang hidup berbangsa dan berneg- (Toding dan Prabowo, 2018).
tahun. Di usianya yang tak lagi Pancasila ditantang dan diuji kan diri saat mendapat bentuk derungan untuk menjadi negara bisa menggantikannya. ara. Di saat politik mengge- Sejak dini, budaya perjump-
muda ini, kita sebagai bangsa oleh beberapa kelompok yang akhir dalam UUD kita pada 18 gagal (failing states). Di mata ser nilai-nilai luhur yang ada aan dan dialog (the culture of
Indonesia pantas bersyukur militan dan cukup konsisten Agustus 1945. Pada tanggal itu, mereka, Indonesia ialah negara Gigi Pancasila di tengah ke- dalam cita-cita luhur bangsa encounter and dialogue) yang
dan berterima kasih atas se- untuk mengguncang dasar para wakil Islam – 85% rakyat yang sangat rapuh, seakan-akan merdekaan dan negara yang didirikan bermuara pada penerimaan
gala kerja keras dan usaha kita negara dan bangsa kita. Kepala Indonesia – bersedia menerima kehancuran Indonesia tinggal Merayakan 74 tahun usia ke- dengan berasaskan Pancasila akan keberagaman, sikap inklu-
dalam membangun Indonesia. negara Jokowi, misalnya men- bahwa tujuh kata “dengan ke- menunggu waktu dan kondisi merdekaan menyiratkan sebuah dan UUD 45, Pancasila menjadi sif dan nasionalis perlu juga
Suka dan duka bangsa sudah gambil langkah membubarkan wajiban menjalankan syari’at Is- yang tepat. Indonesia masuk tanggung jawab imperatif: mere- nilai pokok yang penting untuk dibangun. Pendidikan Pancasila
dialami dari tahun ke tahun, dari ormas Hizbut Tahrir Indonesia lam bagi pemeluk-pemeluknya” dalam kelompok negara lemah fleksikan perjalanan bangsa In- dipromosikan kembali. dapat diwujudkan secara in-
ge nerasi ke generasi. Namun (HTI) yang disinyalir semakin hasil perundingan dalam Pani- karena tidak bisa melayani donesia pada tahun-tahun silam. Di usia Indonesia yang baru, teraktif, bukan indoktrinasi,
proses menjadi bangsa atau melebarkan agenda-agenda tia Sembilan dicabut. kebutuhan warganya dengan Indonesia yang lalu yang hadir ketergerusan pengamalan Pan- dengan memberi kebebasan
mem-bangsa (a nation in being) politiknya. Ia berani, tegas dan Dengan kesediaan menerima cara yang memuaskan dalam dengan rupa-rupa ketidakadilan casila terbukti menebarkan anca- sekaligus pendampingan pada
masih panjang. Perjalanan terse- tidak kompromi dengan kelom- Pancasila tanpa acuan pada semua bidang, misalnya eko- sosial, fenomena kekerasan atas man bagi disintegrasi bangsa. orang muda untuk menanggapi
but tentunya merupakan sebuah pok-kelompok masyarakat yang agama mayoritas, para wakil nomi, keamanan, pendidikan, nama agama, ketidakmerataan Menolak disintegrasi berarti isu keindonesiaan secara kritis.
perjalanan yang tak kunjung tidak mengakui Pancasila. bangsa menyepakati bahwa kesejahteraan, dan layanan pembangunan, ketidakseim- sepakat mengembalikan Pancasila Dalam konteks hukum kenega-
selesai (a never ending journey) Rentetan peristiwa anti-Pan- Indonesia ialah milik semua, kesejahteraan rakyat lainnya bangan akses terhadap aset- menjadi milik kita sepenuhnya. raan, Pancasila sebagai dasar
karena proses menjadi bangsa casila yang mencuat memacu tanpa membedakan antara may- (Laksana, 2018). aset ekonomi, gerakan kaum Pancasila yang diamalkan dengan negara, pandangan hidup dan
yang bersatu, bermartabat dan Pancasila mau tidak mau harus oritas dan minoritas. Sumpah Jika ditelisik lebih jauh, se- fundamentalis dan terorisme, benar akan menjadi daya kritik paradigma ilmu juga harus be-
kuat ialah suatu proses dialogis digemakan kembali. Ormas- Pemuda dapat menjadi kenyata- betulnya ada banyak sebab dehumanisasi rakyat, penelan- dan suar penyuluh terhadap de- rani meninjau dan mengoreksi
yang harus terus-menerus ber- ormas radikal yang tidak mau an karena dengan Pancasila, sebuah negara lemah menjadi taran TKI, gerakan disintegratif, mokrasi dan pengejawantahan- undang-undang yang berten-
langsung baik dalam lintas suku, mengakui Pancasila sebagai alat semua satuan etnik, kultural negara gagal (failed) atau bah- ketimpangan politik, kerusakan nya dalam ruang publik. Mem- tangan dengan Pancasila.
agama maupun generasi. pemersatu bangsa perlu ditolak. dan religius bangsa Indonesia kan hancur (collapsed), antara ekologi perlu ditelaah kem- bumikan dan menghidupi Pan- Hanya dengan demikianlah
Pada momen ini, Indonesia Pancasila harus dibumikan agar merasa sama-sama memiliki lain konflik horizontal yang bali. Semua fenomena ini terjadi casila berarti merevitalisasi men- Pancasila mampu mengun-
sebagai satu bangsa yang ber- melekat dalam sanubari dan Indonesia (Suseno, 2018). Pan- parah dan lumpuhnya lembaga- karena Pancasila sebagai payung talitas, cara berpikir (mindset) jukkan giginya: membentuk
bahagia patut merefleksikan perhatian bersama masyarakat casila dengan demikian tidak lembaga negara. Kalau sampai pelindung masyarakat tampak dan tindakan (action) kita seturut manusia-manusia yang bersatu,
pengalaman-pengalaman yang Indonesia. Karena Pancasila hanya menjadi dokumen kunci sekarang Indonesia tidak per- berkurang signifikansinya. nilai-nilai Pancasila. adil dan beradab. Kita ber-
sudah dan hendak menced- ialah dasar hidup berbangsa, bangsa Indonesia saja, tetapi ia nah sungguh-sungguh menjadi Pancasila ialah kita. Kalimat Pendidikan Pancasila terutama satu bukan karena yang banyak
erai makna ‘meng-Indonesia’. bermasyarakat serta bernegara, ialah sungguh sebuah prestasi negara gagal, ini terjadi bukan ini bukan saja dibaca sebagai bagi generasi muda perlu dipikir- mendominasi yang sedikit atau
Narasi-narasi benci berbalut ia menuntut sikap hidup baik yang dicapai dalam sejarah hanya karena peran pemerintah, sebuah semboyan yang bagus, kan secara serius. Pancasila tidak yang kuat mendominasi yang
politik identitas menyebar bak bersama maupun pribadi. bangsa Indonesia. Ia memper- tetapi juga karena sikap warga melainkan suatu komitmen cukup bila hanya berhenti pada lemah melainkan karena satu
virus di setiap lini, tindak teror satukan masyarakat Indonesia negara sendiri, yang ternyata yang kuat. Bahwasanya gigi- wacana abstrak, sekadar hafalan Pancasila benar-benar menji-
dan intimidasi bermunculan, Pancasila itu prestasi yang majemuk dan menjadi memiliki ikatan yang cukup gigi Pancasila harus lebih kuat atau aktivitas pengajaran di wai hidup seluruh kita. Di usia
kelompok-kelompok radikal Pancasila ialah salah satu penyambung antargenerasi. kuat satu sama lain dan loyal melawan gigi-gigi mereka yang ruang kelas. Pendidikan bersifat yang ke-74 ini, Pancasila harus
yang bangkit memanipulasi pencapaian peradaban, buah Ketika semangat Pancasila terhadap prinsip-prinsip hidup ingin mengubah Republik kita lebih luas dari pengajaran. Ia bisa menjadi suatu filsafat yang
dan menggiring publik menuju tekad yang menyatukan manu- mulai melemah, ikatan antarm- berbangsa yang mereka yakini. menjadi negara lain. Pancasila memuat unsur pembudayaan, indah dengan gigi-gigi yang
pecahnya persatuan dan rasa sia Indonesia sebagai satu bang- anusia Indonesia pun menjadi Indonesia yang empunya Pan- harus diposisikan di depan implementasi, internalisasi dan masih tajam dan berguna: men-
berbangsa yang memiliki dasar sa dan satu negara. Ia dengan lemah. Hal ini yang membuat casila telah berprestasi merajut saat Indonesia semakin dilanda konkretisasi nilai-nilai Pancasila. jamin masyarakat Indonesia
kuat pada Pancasila. demikian menjadi hasil refleksi para pengamat luar negeri tidak dan merawat ke-Indonesiaan. semangat pragmatisme yang Institusi pendidikan menyiapkan yang majemuk dapat hidup
Kita, dengan itu, dihadapkan kritis rasional tentang dasar pernah memasukkan Indonesia Ia menjamin masa depan Indo- menggerus nilai-nilai yang lahan yang subur untuk menye- bersama secara positif, kondusif
pada tantangan-tantangan ter- negara dan kenyataan budaya dalam kelompok negara kuat, nesia yang lebih baik daripada menjadi dasar dan muatan barkan benih-benih Pancasila dan bermartabat.
PALANGKA POST Redaktur Pelansana : Agustinus Djatta, Redaktur : M Jaini, Rickover Lantera, Seventin Gustapatmi, Rangga Andika, Assisten Redaktur : Osten Siallagan. Reporter
di Palangka Raya : Wahyudi Hendra, M Habibi, Ferry Santoso, Arianata, Dewi Kencana Wati, Bella Romadhani, Yohanes, Adik Sigit Permana, M Ridwan Noor.
Koresponden, Nanga Bulik : Heriyadi, Sukamara : Fahriansyah, Sampit : HM Baderi (Ka Biro), Sumiati, Nafiri, Kuala Pembuang : Untung Wahyudi, Fredy
Mansyur Huda, Kasongan : Khairul Saleh, Kuala Kurun : Anthoneal, Pulang Pisau : Asprianta, Muara Teweh : Agus Siddik, Nasution, Puruk Cahu : Trisno,
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya Buntok : Shinta, Tamiang Layang : - , Kuala Kapuas : Bhakti Lapro Giadi, Sri Hayati, Pangkalan Bun : -
Penerbit : PT Media Palangka Pambelum
Terbit Pertama : 15 November 2001 Manager Produksi : Junaidi Effendi, Operator Cetak : Ari Hartanto, Yunus Y Ikat, Kodrat P Aji, Tunes, Montas : Syahroni, Pra Cetak : Agung Priantoko, Ridwan
SK Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor C-15977HT/01.01 tanggal 24 Desember 2001 Ismail, Andriansyah, Gabriella Ois Meysiana.
Manager Keuangan & Akuntansi : -, Kabag Keuangan : -, Koordinator Sales & Marketing : Windraty Embang, Marketing Iklan Jakarta : Maya. Rahmad
Dewan Redaksi : Ediya Moralia, M Harris Sadikin, Pariyanto (08514680512), Account Executive : Meilisa Bela, Bagian Umum : Sigit Yadie Cahyo, HRD : M Alpiansyah.
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : M Harris Sadikin
Pemimpin Perusahaan : Revy Apriani Agen : Palangka Raya : Fathir Agency (0536-322203), Anang Sukri Agency (081329051738), Kumala Agency (082156411182), Pangkalan Bun : Agency Ijai
Kabag Litbang : Hairil Supriadi (08125092246, Pagatan : Agency Syahrian (082153037502).
Ombudsman : - Percetakan : PT Media Palangka Pambelum
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya (Isi Diluar Tanggung Jawab Percetakan)