Page 33 - E-BAV MATERI PPKN BAB 4
P. 33
b. Penandatanganan (signature)
Tahap kedua pembuatan perjanjian internasional ialah
penandatanganan. Sebelum tahap ini dilakukan, para
menteri luar negeri “menlu” atau kepala pemerintahan.
Dalam perjanjian multirateral, penandatangan dapat
dilakukan oleh peserta perjanjian internasional. Bahkan
perjanjian ini dapat disetujui meskipun hanya dua pertiga
peserta yang hadir, kecuali terdapat ketentuan lain dalam
perundingan tersebut.
c. Pengesahan (ratification)
Tahap yang ketiga dalam pembuatan perjanjian internasional
ialah pengesahan “ratifikasi”, yang tahap penandatanganan
atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih harus
dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan.
5. Manfaat perjanjian internasional
Manfaat perjanjian internasional bagi Indonesia yang
paling tepat adalah dengan menjabarkan usaha Indonesia
memperjuangkan wawasan nusantara yang dilandasi konsep
“negara kepulauan”. Konsep tersebut pertama kali diutarakan
secara resmi dalam Sidang Hukum Laut di Geneva 1958. Sidang
hukum laut di Geneva tahun 1958 menghasilkan beberapa
konvensi. Dalam perkembangan selanjutnya, perjuangan
pengakuan atas prinsip negara kepulauan dilakukan lagi konvensi
Hukum Laut 1982. Ketentuan – ketentuan dari Konvensi Hukum
Laut tahun 1982 yang amat penting bagi Indonesia adalah sebagai
berikut.
a. Pengakuan atas batas 12 mil laut sebagai laut territorial
negara pantai dan negara kepulauan
b. Pengakuan batas 200 mil laut sebagai Zona Ekonomi Ekslusif
(ZEE)
c. Pengakuan hak negara tak berpantai untuk ikut
memanfaatkan sumber daya alam dan kekayaan lautan.
26