Page 47 - Buku Digital (HAKI)_Neat
P. 47

Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya


                                                    RANGKUMAN

                      Bung  Tomo  merupakan  pahlawan  nasional  yang  mempunyai  peran  penting  dalam
               sejarah  nasional  Indonesia.  Bung  Tomo,  lahir  dengan  nama  Sutomo.  Beliau  dilahirkan  di

               Kampung Blauran Surabaya pada tanggal 3 Oktober 1920 dan wafat pada tanggal 7 Oktober
               1981  di  Mekkah.  Beliau  meninggal  ketika  menginjak  usia  61  tahun  dan  saat  itu  sedang

               melaksanakan  Ibadah  Haji.  Bung  Tomo  merupakan  putra  dari  pasangan  suami  istri  yang

               bernama  Kartawan  Tjiptowidjojo  dan  Subastita.  Ayah  Bung  Tomo  merupakan  kepala
               keluarga  yang  mempunyai  keterampilan  lebih.  Hal  ini  dapat  dibuktikan  dari  pengalaman

               beliau  dalam  bekerja.  Beliau  pernah  bekerja  di  berbagai  tempat,  seperti  menjadi  staf
               pemerintahan,  staf  perusahaan  swasta,  asisten  kantor  pajak,  dan  polisi  di  kotapraja.

               Sedangkan  ibu  Bung  Tomo  pernah  bekerja  di  perusahaan  mesin  jahit  Singer  sebagai

               distributor lokal.
                      Bung  Tomo  merupakan  sosok  pahlawan  yang  erat  kaitannya  dengan  pertempuran

               Surabaya yang terjadi pada tanggal 10 November 1945. Beberapa upaya yang dilakukan oleh
               Bung  Tomo  dalam  menghadapi  pertempuran  Surabaya  yaitu  dengan  membentuk  Barisan

               Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI), Pasukan Berani Mati, dan mendirikan stasiun radio
               dengan nama “Radio Pemberontakan”. Dengan menggunakan media radio pemberontakan ini

               nantilah  yang  menjadi  senjata  andalan  Bung  Tomo  dalam  menyampaikan  pidato-pidato

               semangat  perjuangan  kepada  seluruh  rakyat  Surabaya  untuk  berjuang  hingga  titik  darah
               penghabisan dalam menghadapi serangan Inggris dan sekutunya. Hal inilah yang kemudian

               menyulitkan  pihak  Inggris  dan  sekutunya  untuk  menguasai  Surabaya  lebih  cepat.  Pihak
               Inggris dan sekutu awalnya memprediksi dapat menguasai Surabaya hanya dalam waktu 3

               hari  saja,  namun  dengan  semangat  perjuangan  Bung  Tomo  dan  para  pejuang  lainnya,

               sehingga pertempuran berdarah di Surabaya terjadi hingga tiga minggu lebih.
                      Pertempuran Surabaya telah memakan banyak korban, setidaknya kurang lebih 6.000-

               16.000  pejuang  Indonesia  yang  gugur  dan  menjadi  korban,  serta  ada  sekitar  kurang  lebih
               200.000 rakyat Surabaya yang mengungsi. Kemudian dari pihak Inggris ada sekitar 600-1000

               tentara yang tewas. Pada pertempuran berdarah ini memang memakan banyak korban jiwa,

               khususnya  pasukan  Indonesia  demi  mempertahankan  kemerdekaan.  Meskipun  Indonesia
               kalah dalam pertempuran tersebut, namun perjuangan Bung Tomo dan rakyat Surabaya dapat

               dijadikan contoh yang dapat menggerakkan rakyat di berbagai daerah lain untuk berani dalam
               melakukan  perlawanan  terhadap  segala  bentuk  penjajahan.  Melalui  peristiwa  pertempuran

               Surabaya  dan  aksi  heroik  Bung  Tomo  dengan  para  pejuang  lainnya,  kemudian  tanggal  10
               November ditetapkan sebagai hari pahlawan dan diperingati setiap tahunnya.


                                                                                                       39
                                                                          Buku Sejarah Indonesia Kelas XI
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52