Page 33 - Majalah Digital 2021
P. 33
Maraknya aksi pelecehan seksualitas terhadap anak menjadi sorotan beberapa tahun ter-
akhir sehingga menimbulkan keprihatinan dari berbagai kalangan. Untuk itulah Game
Logika Fuzzi dibuat oleh 3 Dosen STIKI Malang yakni Meivi Kartikasari S.Kom, M.T. (Kepala
PPTIK), Chaulina Alfianti Oktavia S.Kom., M.T. (Koordinator Ebelajar), dan Rakhmad Mauli-
di M.Kom. (Kaprodi TI).
3 Dosen ini lantas berpikir bahwa Diperlukan suatu metode untuk memberikan edukasi
kepada anak usia dini agar mengenal pendidikan seksualitas sejak dini. Salah satu contoh
bentuk penyampaian pendidikan seksual kepada anak-anak adalah melalui media visual.
Media visual yang disampaikan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk media game
logika berbasis edukasi.
“Pada penelitian kami berjudul Pengembangan Permainan edukasi Menggunakan Logika
Fuzzy Untuk Anak Usia Dini ini didesain agar memudahkan anak-anak memahami tentang
pelecehan seksual dan mengantisipasi terjadinya pelecehan tersebut.” Tukas Chaulina
dihubungi melalui jaringan pribadinya.
Terhitung mulai April 2018 hingga September 2018, Chaulina dan timnya merampungkan
game logika yang menggunakan metode fuzzy logic berbasis mobile ini. Penelitian ini
juga dibiayai oleh Kemenristekdikti di tahun yang sama untuk pengembangannya.
“Untuk pengujiannya sendiri dilakukan berdasarkan pengujian fungsionalitas game,
konten edukatif pada game serta pengujian dampak game terhadap responden.” Terang
dosen yang juga Koordinator E-Learning ini.
Lebih lanjut, penelitian ini dapat dikembangkan kearah sosial dan psikologi untuk men-
dukung analisa mengenai dampak permainan edukasi anti pelecehan seksual pada anak
dari segi sosial, sikap dan perilaku anak tersebut. Karena keterbatasan waktu, pada pene-
litian ini menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan permainan edukasi anak
untuk pendidikan anti pelecehan seksual.
“Persiapan dalam melakukan penelitian melakukan survey, analisa,tahap desain, pem-
buatan, penerapan. Selanjutnya kita lakukan Merancang konsep permainan, menentukan
role game play dan melakukan uji coba.” Tandasnya.
Memang tidak mudah dalam melakukan ujicoba game ini, karena perlu dilakukan bebera-
pa percobaan agar player dapat dengan mudah melakukan permainan. Ia dan timnya ber-
harap game ini dapat digunakan sebagai sarana edukasi untuk mengihindari adanya
kekerasan maupun pelecehan seksual pada anak usia dini. Selain itu ia juga ingin agar
masyarakat luas bisa segera merasakan manfaat dari adanya game ini. (Humas / Irma)
www.stiki.ac.id 31