Page 23 - BULETIN 1228
P. 23

• DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA  BK DPR RI Tandatangani MoU

               dengan UKSW Salatiga





                          adan Keahlian (BK)
                                               pengawasan termasuk Panja-
                                               basisnya adalah basis akademis.
                          penandatanganan
                                               Jadi, bukti argumentasi
                          Nota Kesepahaman
    BK                    DPR RI melakukan     panja (Panitia Kerja) pengawasan,
               B atau Memorandum               sebagaimana di lapangan dengan
               of Understanding (MoU) dengan   prakteknya, lalu secara teoritis
               Universitas Kristen Satya Wacana   juga kuat.” ucap Inosentius Samsul
               (UKSW), Salatiga, Jawa Tengah.   kepada Parlementaria, usai
               Kepala BK DPR RI Inosentius     penandatanganan MoU di UKSW,
               Samsul menjelaskan MoU ini dalam   Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (1/12).  FOTO: MCN/PDT
               rangka agar setiap pembahasan      Pria yang kerap disapa Sensi ini
               yang menyangkut dengan tugas    menilai UKSW merupakan salah
               dan fungsi DPR RI dilakukan dalam   satu universitas swasta tertua   Kepala Badan Keahlian DPR RI di UKSW, Jawa Tengah.
               kaidah akademis dan berbasis bukti   dengan akreditasi tinggi yang
               (evidence-based).               didukung dengan tenaga-tenaga   membuka jalan supaya yang bisa
       Scan QR
       untuk berita
       selengkapnya  “Badan Keahlian menginginkan   pengajar yang berkualitas. “Kita tahu   disumbangkan oleh universitas ini
               agar setiap pembahasan dalam    sebenarnya resources-resources di   (UKSW) dalam pembuatan kebijakan
               pembuatan undang-undang,        sini (UKSW) sangat kuat. Oleh karena   publik dapat tersalurkan.” tegasnya. l
               penetapan APBN, ataupun fungsi   itu, kita berharap kerjasama ini dapat   mun/rdn


                   Ketidakjelasan Pembangunan Gedung Kantor Pusat OJK
                   Sudah 1 dekade Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sama sekali belum memiliki gedung perkantoran sendiri dan masih  meminjam
                   gedung Bank Indonesia, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) serta menyewa Wisma Mulia 2. Berdasarkan kondisi tersebut, OJK
                   melakukan MoU dan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Kemenkeu yang diantaranya mengatur bahwa OJK akan membangun 2
                   tower (Tow  er 1 dimiliki OJK, dan Tower 2 dimiliki Kemenkeu) dengan status tanah milik Kemenkeu yang berlokasi di Lot 1 SCBD.
                   Dalam tahap tindak  lanjut MoU dan PKS  diketahui OJK telah melakukan  pengkinian  roadmap  Gedung dengan anggaran
                   pembangunan  Gedung  IdFC selama  8 tahun  sebesar Rp5,59  triliun  serta persiapan pembangunan Gedung menggunakan
                   pengadaan dengan 6 (enam) konsultan jasa  konsultasi dengan total sebesar Rp45,59 Milliar.  Terdapat permasalahan pada
                   pembangunan gedung kantor pusat OJK seperti belum jelas kelanjutannya dalam skema kerja sama maupun sumber pendanaan
                   yang diungkap dalam pemeriksaan BPK RI atas LK OJK T.A 2020 & 2021 dan juga merupakan temuan berulang.

                  OJK belum melakukan tindak lanjut                                  Belum adanya kemajuan dan

                  secara menyeluruh rekomendasi                                      perkembangan  signifikan  pada



                  dari BPK RI terkait ketidakjelasan                                 proses pembangunan gedung IdFC

                  pada pembangunan gedung kantor                                     karena biaya pembangunan tidak
                  pusat OJK berlokasi di Lot 1 SCBD.                                 ada pada Rencana Kerja Anggaran
                                                                                     Tahun 2021.
                             LK OJK TA 2020                                          LK OJK TA 2021





                   Atas permasalahan tersebut, DPR RI khususnya  Komisi XI sebagai Lembaga  legislatif diharapkan dapat menyerukan  Dewan
                   Komisioner OJK untuk berkomunikasi dengan Menteri Keuangan terkait pengkajian alternatif dan mengesahkan kebijakan dalam
                   penyediaan gedung kantor dalam memenuhi kebutuhan operasional OJK dan melakukan pemeriksaan atas biaya persiapan Gedung
                   Kantor Pusat OJK di Lot SCBD. Tim Puskaji AKN, diolah dari berbagai sumber      anytime,
                                                                                                   anywhere,
                                                                                                   support the parliament.
                                                                                Nomor 1228/II/XII/2022  •  Desember 2022  23
   18   19   20   21   22   23   24