Page 19 - cetak_Indonesia_Bhineka Tunggal Ika Revisi 1_Neat
P. 19

“Iya  gih,  kecut  badanmu,”  sahut Rena
               sambil menutup  hidungnya, disambut
               tawa teman-temannya.






                     Mereka kemudian mengayuh sepeda



               masing-masing  secara beriringan sambil


                                       banyak hal. Di pagi yang
               mengobrol tentang

               cerah ini,  mereka kembali belajar bahwa
               untuk menolong seseorang,  kita tidak             perlu


               membeda-bedakan
                                        agama,  ras,  suku,  dan
                                          manusia sama dalam
               budaya . Semua peran

               hubungannya          dengan sesama  individu,





               yakni     menjadi orang yang bisa bermanfaat




               bagi orang lain di sekitarnya.




                                      -TAMAT-




 12                                        13
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24