Page 11 - Latihan FLIP PRO
P. 11
pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan
kekebalan tubuh (Majeed, A, 1996).
4. Pengukuran pola konsumsi
Menurut Supariasa (2001) ada beberapa cara pengukuran pola konsumsi untuk
individu yaitu metode recall 24 jam, metode dietary history, metode frekuensi makanan
(food frequency), metode estimated food records, metode penimbangan makanan (food
weighing). Cara pengukuran untuk mendapatkan data asupan secara kuantitatif yang
sering digunakan di lapangan yaitu metode recall 24 jam.
Prinsip metode recall 24 jam adalah dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makan
yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini, responden, ibu atau
pengasuh ( bila anak masih kecil) disuruh menceritakan semua yang dimakan dan
diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak bangun pagi kemarin
sampai istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan
wawancara mundur kebelakang sampai 24 jam penuh. Hal penting yang perlu diketahui
adalah dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat
kuantitatif.
Untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu
ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lainlain)
atau ukuran lainnya yang bisa digunakan sehari-hari. Apabila pengukuran hanya
dilakukan 1 kali (1 x 24 jam), maka data yang diperoleh kurang representative untuk
menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya
dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Beberapa penelitian
menunjukan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan