Page 66 - E-Modul Teknik Pemesinaan Frais
P. 66
55
juga dapat mengacu atau menggunakan tabel putaran mesin frais yang
telahtersedia(lihat pada lampiran).
c. Kecepatan Pemakanan (Feed/ F) – mm/menit
Kecepatan pemakanan atau ingsutan pada proses pengefraisan, ditentukan
dengan mempertimbangkan beberapa factor diantaranya: kekerasan bahan,
kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong,
ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan. Kesiapan
mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam mendukung
tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Disamping beberapa
pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya untuk proses
pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak
memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pengefraisan lebih cepat), dan
pada proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan rendah
dengan tujuan mendapatkan kualitas permukaan hasil penyayatan yang lebih
baik sehingga hasilnya halus (waktu pengefrisan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin frais tentukan oleh seberapa
besar bergesernya pisau frais (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa
jumlah mata sayat alat potong (t) dalam satuan buah dan dikalikan seberapa
besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari
kecepatan pemakanan (F) adalah: F = f x t x n(mm/men)
Keterangan:
f= besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
t= jumlah mata sayat alat potong
n= putaran mesin (putaran/menit)
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan putaran mesinnya (n) 560
putaran/menit, jumlah mata sayat alat potong yang digunakan (t) 4 dan besar
pemakanan (f) 0,2 mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar
kecepatan pemakanannya ?.
Jawaban contoh 1:
F = fxt x n
E-MODUL Teknik Pemesinan Frais