Page 20 - 161224046_Pius Kurniawan MODUL BELAJAR
P. 20

d.  Setara perlawanan dalam kalimat  majemuk ini ditandai oleh konjungsi, antara lain, tetapi,

                  melainkan, dan sedangkan. Konjungsi itu menyatakan hubungan perlawanan antara kalimat
                  dasar satu dan kalimat dasar yang lain dalam sebuah kalimat majemuk.



               2. Kalimat Majemuk Bertingkat
                       Pembelajaran  Bahasa Indonesia tidak hanya mempelajari  kalimat tunggal atau kalimat

               majemuk setara saja tetapi, ada kalimat majemuk bertingkat. Ada sebagian kalimat yang berisi
               informasi  atau  keterangan  yang  lebih  lengkap,  bahkan  sampai  terperinci.  Penambahan

               informasi  itu  melahirkan  struktur  kalimat  lebih  luas  daripada kalimat  tunggal  dan kalimat
               majemuk setara. Kalimat itu mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan

               satu atau beberapa  kalimat  dasar berfungsi sebagai  pengisi salah satu unsur kalimat  inti itu,

               misalnya keterangan, subjek, objek. Di antara kedua unsur itu terdapat konjungsi.
                       Dapat disimpulkan bahwa kalimat majemuk  bertingkat adalah kalimat majemuk  yang

               hubungan pola-polanya tidak sederajat atau bersifat hirarki. Hirarki maksudnya salah satu pola
               menduduki fungsi lebih tinggi dari pola lain. Bagian yang lebih tinggi disebut induk kalimat,

               bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat. induk kalimat dapat berdiri sendiri sedangkan

               anak  kalimat  tidak  dapat berdiri  sendiri.    Konjungsi  itulah  membedakan  struktur  kalimat
               majemuk bertingkat dari kalimat majemuk setara, sebagaimana dikemukakan di bawah ini.

                   a.  Unsur kalimat majemuk bertingkat
                       Dalam unsur ini terdapat penghubung antar kalimat yang disisipkan konjungsi ketika,

                       karena, supaya, meskipun, jika, sehingga. Pada klausa ini ada induk kalimat dan anak

                       kalimat yang bersifat tidak sejajar, suboordinatif dan membentuk hierarki atau memiliki
                       kedudukan lebih  tinggi  dan  rendah.  Demikian  juga  dengan  penempatan  konjungsi

                       karena,  supaya, meskipun,  jika,  atau sehingga  menebabkan  unsur kedua ini  menjadi
                       anak kalimat. Contoh :

                          •  Jakarta setiap musim hujan banjir karena banyak sampah menyumbat selokan.

                          •  Dosen masuk kelas, anak-anak tenang.
                          •  Dara pati bisa menjuarai cerdas cermat itu jika dia menguasi materinya.

                      Berdasarkan  contoh  di  atas  dapat  dilihat  bawah  konjungsi  ‘karena’  dan  ‘jika’  jika

                      disisipkan maka akan menjadi anak kalimat atau membentuk anak kalimat dan induk
                      kalimat.  Kedua contoh merupakan  kalimat  majemuk  bertingkat  yang  polanya  tidak

                      sejajar. Pola tidak sejajar ini sering disebut subordinatif.





                                                           14
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25