Page 99 - BUMI TERE LIYE
P. 99

TereLiye “Bumi” 96



                         Setidaknya  itu  manjur.  Seli  masih  melotot  setengah  menit,  lantas
                  wajahnya  berubah  menyerah,  malas  bertanya  lagi.  ”Temani  aku  ke  kantin
                  yuk. Cari  camilan.”

                         Aku  mengangguk,  bosan  di  kelas  terus.

                         Kami  bergegas  keluar  kelas,  menuruni  anak   tangga,   bel   masuk   tidak
                  lama  lagi.  Sayangnya,  Seli  bertabrakan  dengan  seseorang  yang  sebalik ny a
                  hendak  naik.

                         ”Lihat­lihat  dong!”  Orang  itu  berseru  ketus.

                         ”Eh,  Ali?”  Seli  mencoba  tersenyum,  setengah  bingung.  Wajah  Seli
                  seolah    mengatakan      ”Bukankah      kamu  baru  kemarin          belajar   bareng
                  bersamaku?  Terlihat  rapi  dan  menyenangkan.  Tapi  kenapa  pagi   ini  kembali
                  terlihat  acak-acakan,  dan  tantrum  seperti  balita  gara-gara  senggolan  kecil?”

                         ”Makanya,  kalau  jalan,  mata  tuh jangan  ditaruh  di pantat.”  Ali  melot ot
                  menjawab  sapaan  Seli,  lantas  berlalu.  Dia  terlihat  buru-buru  menaiki  anak
                  tangga.


                         ”Bukankah,  eh?”  Seli  menatap  punggung  Ali,  menoleh,  me­natap­ku
                  tidak  mengerti.


                         ”Makanya,  jangan  tertipu  penampilan.  Jelas­jelas  anak  itu  biang
                  kerok.  Apanya  yang  gwi  yeo wun.  Sekali  biang  kerok,  suka  bertengkar,  itulah
                  sifat  aslinya.”  Aku  mengangkat  bahu,  tertawa.  Aku  berjalan  lebih  dulu,
                  menarik  tangan  Seli,  sebentar  lagi  bel.

                         ”Tapi  kemarin  kan...?”  Seli  menyejajari  langkahku.

                         ”Kemarin  apa?  Tampilannya  kemarin  itu menipu,  karena   dia   lagi  ada
                  maunya.”  Aku  nyengir.

                         ”Ada  maunya?  Memang  apa  maunya  Ali?”  Seli  bingung.


                         ”Mana  kutahu.”  Aku  mengangkat  bahu.

                         ”Ali  menyelidiki  rumahmu  ya,  Ra?  Ini  jadi  aneh.  Kemarin  Miss
                  Keriting  juga  datang  ke rumahmu.  Ada  apa  sih,  Ra?”








                                                                            http://cariinformasi.com
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104