Page 26 - emodul statistik
P. 26
ii.Sampling bertingkat acak tak proporsional
Pada jenis ini, jumlah persentase sampel untuk tiap tingkat tidak sama
(tidak memungkinkan sama).
Contoh : Seorang peneliti ingin melakukan penelitian dengan sampel
jenjang pendidikan guru kimia di Provinsi Riau. Berdasarkan data dari
Dinas Pendidikan Provinsi Riau terdapat 1000 Guru S1, 100 Guru S2, dan 5
Guru S3. Maka peneliti tersebut dapat tidak dapat menerapkan jumlah
persentase yang sama pada tiap tingkat karena ada anggota populasi tiap
tingkat yang sedikit. Jadi, peneliti bisa mengambil 10% populasi secara
acak untuk tingkat S1 dan S2, namun pada S3, semua anggota populasi
dijadikan sampel. Jadi, sampelnya 100 guru S1, 10 S2, dan 5 S3.
d. Sampling sistematis
Sampling sistematis merupakan metode sampling yang dilakukan
dengan cara mengambil sampel kelipatan ke-n dari populasi atau bisa juga
hanya dengan hanya memilih yang bernomor genap atau ganjil dari
populasi. Misalnya, kita ingin mengambil sampel 400 orang dari 25.000
populasi, maka langkah yang kita gunakan adalah dengan terlebih dahulu
adalah menomori populasi dari 1-25.000. Memilih secara acak 1 nomor,
misalnya 5, kemudian memilih sampel dengan kelipatan 5, yaitu 10, 15, 20,
25 hingga didapatkan sampel 400 orang