Page 203 - Ebook Anak Guru Menggapai Impian_Zarius Rusli
P. 203
melempar berduyun-duyun ingin kembali ke kemah melalui
terowongan Mina. Disisi lain jemaah yang mau melempar juga
berduyun-duyun datang dari tenda mereka menuju tempat
pelemparan melalui terowongan yang sama. Karena
terowongannya hanya satu dan jumlah jemaah yang masuk dari
kedua sisi sangat banyak dan tidak mungkin untuk kembali, maka
terjadilah desak-desakan, dorong-mendorong antar jemaah di
dalam terowongan. Akibatnya banyak jemaah yang terhimpit,
terinjak-injak. Juga banyak jemaah yang berada di jembatan
sebelum terowongan terjun ke bawah jembatan. Kecelakaan ini
menelan banyak korban.
Kejadian ini terjadi mulai jam 07.15 pagi. Seandainya
rombongan kami tidak melakukan ibadah Nafar Awal dengan
berangkat menuju Mekkah, tetapi langsung kembali ke kemah,
tentu saja semua kami berada di tengah-tengah kejadian tersebut
dan menjadi korban. Allah Maha Tahu dan Maha Pengatur.
Alhamdulillah.
Setelah kami selesai melakukan ibadah Tawaf dan Sa’I
kami berangkat pulang ke kemah di Mina dengan memakai mobil
sewaan. Syarat dari Nafar Awal tersebut adalah kami sudah harus
meninggalkan Mekkah sebelum matahari terbenam.
Kejadian yang sangat mengharukan terjadi waktu kami
sampai di kemah, di Mina. Jemaah yang sedang berkumpul diluar
kemah banyak yang merangkul kami, mengucapkan syukur, karena
mereka semua mengira bahwa kami termasuk di dalam rombongan
yang menjadi korban. Mereka rupanya sudah meninventarisir
jemaah-jemaah yang belum kembali dan tidak mengira kami
melakukan Nafar Awal ke Mekkah. Suasananya sangat
mengharukan.
188