Page 29 - 01 MODUL KEANEKARAGAMAN (2) (2)
P. 29
Keanekaragaman Hayati
Lembar Kerja Siswa Kegiatan 1
Orientasi Masalah
Berikut ini adalah contoh kasus yang terkait dengan tingkat keanekaragaman
hayati. Baca dan pahami wacana dibawah ini, agar kamu dapat merumuskan
masalah pada tahap selanjutnya!
Pulau Wawonii di Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki biodiversitas atau
keanekaragaman hayati dan ekosistem yang tidak dimiliki pulau-pulau kecil lain di
Indonesia, menurut peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Namun kekayaan
alamnya itu kini berada dalam ancaman operasi pertambangan nikel.
Para peneliti BRIN juga mencatat ada 51 jenis krustasea, 45 jenis kupu-kupu, 37
jenis ikan tawar, 11 jenis kelelawar, hingga 70 jenis burung yang sebagian dilindungi.
Tetapi di Pulau Wawonii tidak ada monyet maupun anoa, walaupun Pulau Sulawesi
dikenal sebagai "bumi anoa". Meski demikian, jauh dalam hutan-hutan di Pulau Wawonii
terdengar kicauan maleo yang disebut 'monde' oleh warga Wawonii.
Ahli Ekologi Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Laode Alhamd,
menyatakan, maleo bertelur di daerah pesisir. Jika daerah pesisir hilang, maka maleo akan
kehilangan habitatnya. Sedangkan, burung tersebut termasuk sebagai satwa yang
dilindungi karena terancam punah.
Hal ini, lanjut Laode, menjadi krusial sebab aktivitas pertambangan nikel oleh PT
Gema Kreasi Perdana (GKP) telah terjadi di Pulau Wawonii. Di beberapa titik pesisir
Kecamatan Wawonii Tenggara, katanya, maleo menggali tanah untuk meletakkan telur,
tetapi salah satu pesisirnya sudah menjadi pelabuhan terminal khusus PT GKP.
Pengerukan tambang nikel hingga pembuatan dermaga untuk tambang dengan
menimbun perairan merusak ekosistem mangrove, terumbu karang, dan periaran di Pulau
Wawonii. Kerusakan di sektor perikanan, pertanian, hingga pariwisata juga berpengaruh
pada sumber ekonomi warga Wawonii yang umumnya berprofesi sebagai petani dan
nelayan.
Sumber:https://betahita.id/news/detail/9150/biodiversitas-pulau-wawonii-dalam-ancaman-
tambang-nikel.html?v=1716995724
22