Page 2 - Bahan Ajar Hukum Dasar Kimia SMA
P. 2

HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

               Pada awal abad ke-18, para ilmuwan telah melakukan percobaan-percobaan yang mempelajari

               secara  kuantitatif  susunan  zat  dari  beberapa  reaksi  kimia.  Mereka  menemukan  adanya
               keteraturan-keteraturan  yang  dinyatakan sebagai  hukum-hukum  dasar  kimia.  Hukum  dasar

               kimia pada umumnya meliputi Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier), Hukum Perbandingan
               Tetap (Proust), Hukum Kelipatan Perbandingan (Dalton), Hukum Perbandingan Volume (Gay

               Lussac), dan Hipotesis Avogadro.

                1.  Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
                        Antoine  Laurent  Lavoisier  (1743  –  1794)  melakukan  penelitian  terhadap  proses

                    pembakaran dari beberapa zat. Dalam percobaan tersebut,  diamati proses reaksi antara
                    raksa (merkuri), yaitu logam cair yang berwarna putih keperakan, dengan oksigen untuk

                    membentuk merkuri oksida (waktu itu dikenal dengan mercuri calx) yang berwarna merah.
                    Bila senyawa merkuri oksida yang berwarna merah dipanaskan, akan dihasilkan logam

                    merkuri dan gas oksigen. Ternyata diketahui bahwa massa oksigen yang dibutuhkan pada

                    proses  pemanasan  logam  merkuri  sama  dengan  massa  oksigen  yang  dihasilkan  dari
                    pemanasan merkuri oksida (Sudarmo, 2016). Pengamatan Lavoisier menjadi dasar dari

                    hukum  kekekalan  massa  dan  prinsip  dasar  stoikiometri.  Lavoisier  juga  melakukan
                    eksperimen menentukan komposisi air dengan cara membakar campuran gas hydrogen dan

                    oksigen menggunakan percikan listrik (Chang, 2005).

                        Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari umumnya berlangsung
                    dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas (seperti pada pembakaran

                    kertas), maka massa zat yang tertinggal menjadi lebih kecil daripada massa semula. Tetapi
                    jika gas yang dihasilkan pada pembakaran kertas juga ditimbang massanya, maka massa

                    zat-zat hasil reaksi akan sama dengan sebelum reaksi. Sementara itu, jika reaksi mengikat

                    sesuatu  dari  lingkungannya  (misalnya  oksigen),  maka  hasil  reaksi  akan  lebih  besar
                    daripada  massa  semula.  Misalnya  reaksi  perkaratan  besi  (besi  mengikat  oksigen  dari

                    udara). Besi yang memiliki massa tertentu akan bereaksi dengan sejumlah oksigen di udara
                    membentuk senyawa besi oksida (Fe2O3(s)) yang massanya sama dengan massa besi dan

                    oksigen mula-mula  (Utami  et al., 2009).  Perhatikan data hasil reaksi antara Pb(NO3)2
                    dengan KI dalam wadah tertutup menghasilkan PbI2 dan KNO3 pada Tabel 1.

                        Tabel 1. Data percobaan massa zat sebelum dan sesudah reaksi
   1   2   3   4   5   6   7