Page 6 - E-MODUL BERBASIS FLIPBOOK : PERAN TOKOH ULAMA DALAM PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA (METODE DAKWAH ISLAM OLEH WALI SONGO DI TANAH JAWA)
P. 6
Dakwah Islam Periode Pra Wali Songo
Islam masuk ke Indonesia pada pertengahan abad ke-7 di masa kekuasaan Ratu
Simha di kerajaan Kalingga yang terkenal keras dalam penegakan hukum, datangnya
para pedagang Arab diberitakan cukup banyak oleh sumber-sumber dari Dinasti Tang
di Cina. Dalam Islam Comes to Malaysia, S. Q. Fatimi menuliskan bahwa pada abad ke-
10 Masehi telah terjadi migrasi keluarga yang berasal dari bangsa Persia. dan di
antara keluarga-keluarga tersebut sebagai berikut :
Keluarga Lor
Keluarga yang datang ke Nusantara pada zaman Raja Nashirudin bin Badr yang
memegang pemerintahan di wilayah Lor, Perisa pada tahun300 H/912 M. Keluarga
Lor ini tinggal di Jawa dan mendririkan sebuah perkempungan dengan nama Loran
atau Leran yang artinya adalah tempat tinggal orang Lor.
Keluarga Jawani
Keluarga Jawani adalah keluarga yang datang pada zaman Jawani al-Kurdi yang
memerintah Iran pada kurun tahun 301 H/913 M. Keluarga ini menetap di Pasai,
Sumatera Utara. Keluarga inilah yang menyusun khat Jawi, artinya tulisan Jawi yang
diambilkan dari nama Jawani, Sultan Iran waktu itu.
Keluarga Syiah
Keluarga yang datang ke Nusantara pada masa pemerintahan Ruknuddaulah bin
Hasan bin Buwaih ad-Dailami pada kurun waktu 357 H/969 M. Keluarga ini tinggal di
bagian tengah Sumatera Timur dan mendirikan perkampungan dengan nama Siak
yang kemudian berkembang menjadi Negeri Siak.
Keluarga Rumai
Keluarga yang datang dari Puak Sabankarah yang menetap di utara dan timur
Sumatera. Penulis-penulis Arab kemudian memberikan sebutan untuk pulau
Sumatera dengan nama Rumi, al-Rumi, Lambri atau Lamuri.
Namun sejak catatan dari Dinasti Tang tentang pedagang Arab hingga migrasi
keluarga-keluarga Persia tersebut, dalam kurun waktu berabad-abad kemudian, tidak
ditemukan bukti tentang pernah dianutnya Islam secara luas di kalangan penduduk
Nusantara. Pertanda yang muncul, justru terjadinya semacam penolakan dari
penduduk setempat tentang upaya-upaya penyebaran Islam yang mereka lakukan.
Dapat dikatakan, bahwa secara umum proses masuknya Islam ke Nusantara yang
ditandai dengan kedatangan para saudagar Arab dan Persia pada abad ke-7 Masehi,
terbukti tidaklah mulus, namun ada kendala hingga memasuki abad ke-15.
Terdapat jeda dan rentang waktu sekitar delapan abad sejak pertama kali Islam
datang ke Nusantara yaitu masa di mana Islam belum dianut secara luas oleh
penduduk pribumi. Dan baru kemudian pada abad ke-15, yaitu masa dakwah Islam
yang dipelopori oleh tokoh-tokoh sufi yang dikenal dengan sebutan Wali Songo, Islam
dapat diterima dan diserap ke dalam asimilasi dan akulturasi budaya
Nusantara.Meskipun fakta dan data sejarah pada masa ini lebih banyak diperoleh
dari sumber historiografi dan cerita lisan, namun satu hal yang pasti bahwa pada
masa itu Islam sudah terdeteksi melalui jaringan kekeluargaan tokoh-tokoh
masyarakat yang beragama Islam, yang menggantikan kedudukan dan jabatan tokoh
penting non muslim yang cukup berpengaruh pada masa akhir kerajaan Majapahit.
1