Page 11 - TOKOH-TOKOH NASIONAL
P. 11

Dalam konteks itulah, anak-anak yang indekos di rumah keluarga

                  Tjokroaminoto  banyak  belajar.  Dan  dalam  proses  belajar  tersebut

                  mereka ikut belajar berjuang untuk kemerdekaan bangsanya.

                         Rumah  Tjokroaminoto  di  Surabaya  dapat  dikatakan  sebagai
                  “Markasnya  Sarekat  Islam”.  Tidak  henti-hentinya  rumah  Tjokro

                  dikunjungi tamu yang bermacam-macam bangsa, corak dan tujuan.

                         Di kediaman rumah Tjokroaminoto tepatnya di ruang tamu/

                  ruang utama merupakan tempat bertemunya sejumlah pribadi yang

                  (akan)  berdialog,  di  Gang  Peneleh  ini  pula  ketika  tokoh-tokoh

                  Pembaru Islam  ini bertamu di rumah Tjokro seperti Ahmad Dahlan

                  (pendiri  Muhammadiyah),  Fakih  Hasyim  dan  A.  Hassan,  Tokoh
                  Nahdlatul Ulama Wahab Chasbullah.

                         Fakih  Hasyim  bersama  Mas  Mansyur  kemudian  mendirikan

                  kelompok  diskusi  agama,  Ihyaussunnah.  Tjokroaminoto  rupanya

                  menaruh  simpati  kepada  kelompok  ini.  Tjokro  membuat  forum

                  dakwah  Ta’mirul  Ghofilin.  Lewat  forum  ini,  Tjokro  beberapa  kali

                  mengundang  Ahmad  Dahlan  berceramah  di  Peneleh  Gg.  VII.

                  (Dikutip Seri Buku Tempo: Bapak Bangsa).
                         Ketika  tokoh-tokoh  ini  bertamu  di  rumah  Tjokro,  Soekarno

                  mengenang,  dia  duduk  bersimpuh  di  lantai  dan  menyimak

                  pembicaraan  mereka.  Terkadang  dia  juga  berbagi  tempat  tidur

                  dengan para tamu. Pemilik rumah dan anak-anak muda berbincang

                  tentang kapitalisme dan penjarahan kekayaan alam Indonesia oleh

                  Penjajah  Belanda.  Soekarno  Muda  Sesekali  dia  melontarkan

                  pertanyaan:  “Berapa  banyak  yang  diambil  Pemerintah  Hindia
                  Belanda dari negeri ini ?, Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC)

                  mencuri  1.800  juta  gulden  setiap  tahun  dari  tanah  ini”,  kata

                  Tjokroaminoto.

                         “Lalu  apa  yang  tersisa  bagi  negeri  ini  ?”  Soekarno  bertanya

                  kembali.  Spontan  Alimin  menyergah,  “Petani  kita  yang  memeras



                                                 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya | 9
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16