Page 34 - E-Modul Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik_Neat
P. 34
untuk menggambarkan objek, kejadian dan hubungan-hubungan dalam pemahaman
perilaku pada individu.
3. Proses regulatori sendiri untuk memahami perilaku manusia atau disebut pula
dengan self-regulatory capacities. Merupakan kesanggupan individu dalam
mengendalikan perilaku mereka sendiri secara efektif dengan mengatur imbalan
lingkungan, dukungan- dukungan kognitif ataupun konsekuensi dari tindakan yang
mereka lakukan sendiri (Simamora, 2001).
D. Teori Etologi
Teori etologi merupakan sebuah studi mengenai tingkah laku, khususnya tingkah
laku pada binatang. Teori ini juga menjelaskan bahwa pada dasarnya sumber dari semua
perilaku sosial ada dalam gen. Ada insting dalam makhluk hidup untuk
mengembangkan perilakunya. Teori ini memberikan pemahaman dasar tentang periode
kritis perkembangan dan perilaku yang melekat pada anak segera setelah dilahirkan.
Dalam ilmu psikologi, etologi berarti ilmu yang mempelajari perilaku manusia
di dalam pengaturan yang alami. Teori etologi menjelaskan bahwa perilaku manusia
mempunyai relevansi dengan perilaku binatang. Sifat menonjol yang ada pada binatang
antara lain sifat mempertahankan wilayah, bertindak agresif, dan perasaan ingin
menguasai sesuatu. Tokoh yang berperan dalam pengembangan teori etologi modern
adalah Konrad Zacharias Lorenz.
Lorenz (1903-1989) merupakan ahli etologi peraih hadiah Nobel, meneliti pola-
pola perilaku dari kawanan angsa dan menemukan bahwa anak angsa terlahir dengan
insting untuk mengikuti induknya. Perilaku ini ada sejak lahir dan merupakan bagian
dari insting mereka untuk bertahan hidup. Lorenz juga menemukan bahwa jika anak
angsa tersebut ditetaskan dalam inkubator, mereka akan mengikuti benda yang pertama
bergerak yang mereka lihat, yang mempercayai benda itu sebagai induknya. Lorenz
bersiaga ketika tutup inkubator diangkat. la adalah orang pertama yang anak angsa lihat,
jadi sejak itu anak angsa tersebut mengikuti Lorenz seolah ia induknya. Anak angsa
tersebut bahkan mengikuti Lorenz ketika ia berenang (Gambar 2.10). Lorenz menyebut
proses ini sebagai imprinting, yang meliputi pengembangan kasih sayang yang cepat
pada benda pertama yang dilihat. Lorenz menemukan bahwa ada periode kritis atau
periode penting, tak lama setelah penetasan, selama mana imprinting akan terjadi.
Imprinting ini memilki 2 pinsip, yaitu tiga tahun pertama dan terbatas oleh waktu.
27