Page 7 - e-book aka_Neat
P. 7

JENDELA INFORMASI




                                      “Struktur Pasar Gagal Merusak Harga Tembakau”

                                  Harga tembakau yang anjlok bukan sesuatu  yang tak bisa diduga.
                           Hampir setiap musim panen petani tembakau di Temanggung, Magelang,
                           Wonosobo, Klaten, Kendal, dan Grobogan mengeluhkan kondisi tersebut.
                           Sony  Heru  Priyanto,  dosen  Jurusan  Agribisnis  Fakultas  Pertanian
                           Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga mengatakan ‘’kerusakan’’ harga
                           komoditas tersebut diakibatkan oleh kemunculan struktur pasar oligopsoni.

                                  Dalam    struktur  pasar  itu  kegiatan  perdagangan  dilakukan  oleh
                           sedikit pembeli dan banyak penjual sehingga posisi kedua belah pihak tidak
                           seimbang.  Pembeli,  dalam  hal  ini  pabrik  rokok  berada  di  pihak  yang
                           diuntungkan oleh keadaan. Jumlah petani tembakau selaku produsen yang
                           banyak menyebabkan pasokan barang di pasaran menumpuk sehingga dapat
                           dipastikan harga menjadi sangat rendah. Kerugian akibat oligopsoni bukan
                           mutlak  kesalahan  pembeli.  Kebutuhan  pabrik  atas  tembakau  yang
                           dipasarkan terbatas dan daya serapnya juga terbatas. Kondisi tersebut bukan
                           timbul  lantaran  ada  negative  purpose  atau  niatan  buruk  pabrik  terhadap
                           petani. Namun lebih disebabkan oleh stok yang masih melimpah di gudang,
                           atau mungkin kualitas yang menjadi standar pabrik tidak dapat dipenuhi oleh
                           petani.

                                  Pasar oligopsoni atau dia istilahkan ‘’pasar gagal’’ faktor yang dapat
                           dikendalikan  ada  dua,  yakni  kualitas  dan  kuantitas.  Jika  petani  menjual
                           tembakau dengan kualitas baik, maka kecil kemungkinan pabrik mematok
                           harga rendah. Menurut dia, ada tiga sistem kerja sama antara pabrik dan
                           petani tembakau. Pertama, sistem kontrak  yang  merupakan sistem paling
                           ideal. Dalam sistem itu kepastian semua tembakau yang diproduksi petani
                           terjual jelas. Baik pabrik maupun petani mempunyai kedudukan sama kuat
                           karena  sebelum  kontrak  ditandatangani  terlebih  dahulu  keduanya
                           bernegosiasi. Beberapa petani tembakau di Klaten menggunakan sistem itu
                           dalam  kerja  samanya  dengan  British  American  Tobacco  (BAT).Kedua,
                           sistem sewa. Dengan sistem itu petani bisa mendapatkan bagian keuntungan
                           jika  produksi  tembakaunya  melebihi  target  yang  ditetapkan  oleh  pabrik.
                           Pihak pabrik juga memberikan uang sewa lahan serta upah tenaga kepada
                           petani yang menjadi mitranya. Dalam struktur pasar oligopsoni kedua sistem
                           kerja  sama  atau  sewa  di  atas  lebih  baik  bagi  produsen  atau  petani
                           dibandingkan  dengan  sistem  yang  ketiga,  yaitu  pasar  bebas.  Pasar  bebas
                           adalah sistem yang terjadi dalam perdagangan tembakau sekarang. Kekuatan
                           pasar menjadi satu-satunya penentu posisi tawar pelaku jual-beli,  sehingga
                           petani tembakau sebagai penjual sangat tidak diuntungkan.

                                                    Sumber : Suara Merdeka Kamis 19 Agustus 2004








               4 | E - b o o k   P a s a r   D a l a m   P e r e k o n o m i a n
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12