Page 4 - e-Lembar Kegiatan Peseta Didik
P. 4
Sementara, I Siap Selem memikirkan bagaimana bertahan dan memenangkan
pertarungan dengan Men Kuwuk - karena ayam tidak kuat cuaca hujan.
***
Ketika hujan sudah reda, I Siap Selem segera memerintahkan anak-anaknya untuk
kabur dengan cara terbang melewati pagar pembatas rumah Men Kuwuk. Yang kabur
terlebih dulu anak ayam pertama, disusul kedua, ketiga dan seterusnya, hingga tersisa I Siap
Selem dan I Ulagan. Karena I Ulagan masih kecil dan belum punya sayap kuat untuk terbang
melewati pagar, maka I Siap Selem dengan berat hati meninggalkannya dengan pesan.
"I Ulagan, ibu percaya kamu bisa memperdayai Men Kuwuk dan keluarganya. Karena kamu
yang paling cerdik disini."
Sebetulnya, I Ulagan enggan ditinggal. Tapi, apa boleh buat, ibunya tentu tidak kuat
membawanya. Akhirnya, ia membulatkan hati untuk tetap tinggal di rumah Men Kuwuk
yang kelaparan.
Diam-diam, Men Kuwuk mengamati keluarga I Siap Selem dari jauh. Ia merasa yakin,
tidak ada jalan lain bagi I Siap Selem melarikan diri dari rumahnya. Pagar rumahnya terlalu
tinggi untuk dilewati. Sementara itu, I Ulagan tengah menggeser batu-batu berwarna hitam
yang berbentuk ayam di dekatnya. Ia sendiri lalu bersembunyi supaya tidak terlihat Men
Kuwuk.
Ketika tengah malam tiba, Men Kuwuk bersiap untuk memangsa I Siap Selem dan anak-
anaknya. Dipanggil-panggillah I Siap Selem. Tak ada sahutan. Men Kuwuk yakin, I Siap
Selem dan keluarganya sudah tertidur pulas. Lalu, dengan mengendap-endap, ia mendekati
tempat I Siap Selem berteduh. Begitu melihat batu-batu berwarna hitam yang berbentuk
ayam, secepat kilat, Men Kuwuk menerkam dan menggigitnya. Sontak, gigi Men Kuwuk
tanggal semuanya. Karena ia menggigit batu bukannya I Siap Selem. I Ulagan yang melihat

