Page 350 - a man called ove
P. 350
Fredrik Backman
yang hilang dicuri. Seperti biasa. Hingga Sonja meneriakinya
agar tidak lupa menghitung telur di kulkas. Lalu Ove
menyerah. Membopong Sonja ke lantai atas, sementara Sonja
menertawakannya. Dia meletakkan Sonja di ranjang. Lalu
persis sebelum mereka pergi tidur, Sonja berpaling kepadanya.
Menyembunyikan jari di telapak tangan Ove. Membenamkan
hidung di bawah tulang selangkanya.
“Tuhan mengambil seorang anak dariku, Ove Sayang.
Tapi Dia memberiku seribu anak lain.”
Pada tahun keempat, Sonja meninggal.
Kini Ove berdiri di sana sambil menelusurkan tangan
pada batu nisannya. Lagi dan lagi. Seakan dia sedang berupaya
menggosok-gosok Sonja agar kembali hidup.
“Kali ini aku akan benar-benar melakukannya. Aku
tahu kau tidak menyukainya. Aku juga tidak suka,” kata
Ove dengan suara rendah.
Dia menghela napas panjang. Seakan harus menguatkan
diri untuk menentang upaya Sonja yang meyakinkannya
untuk tidak melakukan perbuatan itu.
“Sampai bertemu besok,” kata Ove tegas sambil
menyingkirkan salju dari sepatunya, seakan tidak ingin
memberi Sonja kesempatan untuk memprotes.
Lalu dia mengambil jalan setapak kecil menuju area parkir,
dengan si kucing berjalan mengikuti di sampingnya. Keluar
dari gerbang hitam, mengitari Saab yang pintu belakangnya
masih ditempeli stiker belajar menyetir. Dia membuka pintu
depan. Parvaneh memandangnya, mata cokelat besarnya
dipenuhi empati.
345