Page 100 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 100
malu dari masyarakat sekitarnya. Setelah dewasa, Sekar mendambakan kehidupan
yang lebih baik dan sejahtera. Kenten tahu, jika Sekar berambisi ke arah itu. Sekar
ingin mengankat derajat dirinya di mata masyarakat. Dengan atas dasar cinta
akhirnya Kenten merelakan Sekar menikah dengan laki-laki keturunan bangsawan
itu. Dengan demikian, terangkat sudah derajat Sekar dalam masyarakat. Kemudian
namanya berganti dengan gelar Jero, yaitu Jero Kenanga. Persoalan sosial ini
termasuk dalam pembahasan kritik feminis lesbian (Djajanegara, 2003).
Namun setelah menjadi bagian dari masyarakat kalangan bangsawan
Brahmana, Kenanga mulai egois. Demi meninggikan karat kebangsawanannya,
Kenanga kerapkali bersikap otoriter pada Telaga yang mengharuskannya
mendapatkan suami dari kalangan Brahmana. Struktur id seketika muncul dalam
diri Telaga yang merasa kesal di saat ibunya kerapkali menasihatinya dengan
8
aturan-aturan perempuan bangsawan yang harus ditaati Telaga. Misalnya, “Tugeg
harus jadi perempuan paling cantik di Griya ini. Tugeg adalah harapan Meme.
Pada Tugeg, Meme menyerahkan hidup. Makanya Tugeg harus bisa jaga diri.
Tugeg harus…” (2007, hlm. 10).
Ida Bagus Ngurah Pidada adalah ayah Telaga, suami dari Kenanga yang
memiliki karakter sangat manja, malas, temperamen, pemabuk, egois, dan tidak
memiliki rasa tanggung jawab terhadap istri dan anaknya, namun punya harga diri
yang tinggi. Wayan Sasmita adalah lelaki kasta Sudra, seorang pelukis, dan
mahasiswa seni lukis tingkat akhir dengan kepribadiannya yang tenang, pendiam,
bijak, dewasa, dan sangat berbakti pada ibunya. Ida Sagra Pidada, nenek Telaga
meskipun anggun dan cantik, namun memiliki jiwa yang keras dan angkuh. Ida
Bagus Tugur adalah kakek Telaga, suami Sagra Pidada, dan ayah dari Ngurah
Pidada. Bagus Tugur berasal dari masyarakat kalangan Sudra, namun karena
sosoknya yang sangat terpelajar, cerdas, pendiam, sabar, ulet, berambisi, dan
berprestasi maka pada akhirnya dijodohkan kepada putri bangsawan Brahmana
yang bernama Ida Ayu Sagra Pidada. Ida Bagus Ketu Pidada adalah Kakek Telaga,
adik dari Ida Ayu Sagra Pidada. Kakek yang bijaksana, perhatian, dan rendah hati.
95