Page 107 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 107
hubungan Telaga dengan Wayan. Kenanga ingin Telaga
menjadi perempuan yang tetap memiliki derajat
kebangsawanan di mata masyarakat. Segala cara pun
dilakukan Kenanga agar Telaga tidak menikah dengan
Wayan, yaitu dengan upaya terus menjodohkan Telaga
kepada beberapa lelaki dari kasta Brahmana. Hubungan
Telaga dan Wayan diketahui pula oleh Luh Gumbreg,
dan Luh Gumbreg mengingatkan Telaga dan Wayan
untuk menyadari kasta masing-masing. Perbedaan kasta
sulit bagi mereka untuk bisa menikah. Ditambah lagi
posisi Luh Gumbreg yang telah menjadi abdi dalem
Griya selama bertahun-tahun.
Telaga lebih memilih jujur pada dirinya sendiri
dibanding menuruti kemauan ibunya, Jero Kenanga yang
ingin Telaga menikah dengan lelaki pilihannya. Telaga
Tahap sadar tidak mudah untuk meminta restu Ibunya, namun
Telaga membulatkan tekadnya menikah dengan
Keberhasilan
Wayan.Telaga dan Wayan diperingatkan Luh Gumbreg
apabila memaksakan diri menikah dengan Wayan, maka
mereka akan mendapatkan kesialan. Namun, Telaga
mendapat dukungan kakeknya, Bagus Tugur agar
menikah dengan Wayan. Mereka berdua menikah dalam
pengasingan. Namun akhirnya Wayan membawa Telaga
ke rumahnya, dan hidup bersama keluarga besar Wayan.
Telaga Pidada setelah menikah dengan Wayan, pada
akhirnya menjalani hidup bersama masyarakat kasta
Situasi Akhir
Sudra. Setelah anak perempuan mereka berumur lima
tahun, tiba-tiba Wayan mati mendadak di studio lukisnya
tanpa penyebab pasti. Setelah sepuluh tahun menjadi
bagian dari keluarga Wayan, Luh Gumbreg meminta
Telaga agar melakukan upacara patiwangi, yakni
upacara pamit kepada para leluhur di Griya termasuk
pada ibunya, Jero Kenanga. Patiwangi harus dilakukan
agar Telaga hidup dalam ketenangan. Telaga juga harus
menanggalkan gelar Ida Ayu sehinga Telaga tidak lagi
memberikan kesialan pada hidup orang lain.
Judul novel ini menggambarkan sebuah perlawanan atas adat dan sistem
feodal dalam masyarakat Bali, yaitu diskriminasi kasta. Tarian Bumi adalah sebuah
tarian yang menggambarkan kehidupan manusia di bumi dengan segala
peradabannya. Judul novel ini tidak mewakili isi secara langsung karena kata
102