Page 40 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 40

menunjukkan  gambaran  citra  diri  perempuan  di  masanya  (Djayanegara,  2003).

                        Namun  lain  halnya  pada  karya-karya  novel  Angkatan  2000,  citra  diri  tokoh
                        perempuan pada angkatan ini mencerminkan hidup pada ruang lingkup sosial di

                        antara  masyarakat  tradisional  dan  modern.  Ada  kisah-kisah  tentang  kaum

                        perempuan  yang  memimpikan  pembebasan  atas  diri  mereka  atas  patriarkhi
                        tradisional  dan  ada  pula  kisah-kisah  tentang  kaum  perempuan  yang  berupaya

                        membebaskan diri dari patriarkhi modern.
                             Citra  diri  tokoh  prempuan  pada  tujuh  karya  novel  Angkatan  2000,

                        direpresentasikan  dengan  pendekatan  citra  diri  manusia  yang  bersumber  dari

                        pendapat  para  ahli  tentang  pengertian  citra  diri  (self  image)  manusia.  Penulis
                        merangkum  konsep  pendketan  citra  diri  manusia  menurut  Rakhmat  (2018),

                        Kuntjaraningrat (2015), Sofia dan Sugihastuti (2003), Brown (1998), Brook (1974),
                        dan Satoto (1994). Menurut pendapat mereka yang kemudian disarikan bahwa citra

                        diri tokoh prempuan dapat direpresentasikan berdasarkan tiga aspek, yakni aspek
                        sosial, fisik, dan psikis.



                        Novel Saman (1998) karya Ayu Utami
                             Novel Saman menggunakan teknik alur sorot balik atau campuran. Teknik

                        alur ini terdapat pada bagian dua, pada bagian tiga, dan pada bagian empat dalam
                        cerita novel ini. Pengaluran novel ini dibuat oleh pengarang, Ayu Utami, dengan

                        cara terpecah-pecah atau tidak tunggal. Dalam novel ini terdapat tiga alur (subplot)

                        yang  menceritakan  tiga  tokoh,  yaitu  Laila,  Saman,  dan  Shakuntala.  Menurut
                        Stanton (1998, hlm. 26), “semakin sedikit karakter dalam sebuah cerita, semakin

                        rekat  dan  sedikit  alur  yang  mengalir  di  dalamnya”.  Sementara  dalam  novel  ini
                        terdapat beberapa karakter sesuai dengan jumlah tokoh di dalamnya. Akan tetapi,

                        dari seluruh tokoh yang memiliki keterhubungan dengan tokoh utama perempuan

                        yaitu  Laila  adalah  tokoh  Saman,  Sihar,  Shakuntala,  Yasmin,  Cok,  dan  Rosano.
                        Sementara  tokoh  Rogam,  Upi,  Mak  Argani,  Anson,  dan  Nasri  hanya  ada

                        hubungannya  dengan  alur  (subplot)  pada  tokoh  Saman.  Setiap  adegan  yang
                        dilakukan  Laila  ketika  berhadapan  dengan  tokoh-tokoh  pendamping  utama  tadi







                                                                                                     35
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45