Page 5 - FATHANAH PUTRI WIBOWO_IDE BISNIS MK.INFOPRENEUER
P. 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan layanan percetakan dan penjilidan terus meningkat, terutama
di lingkungan akademik seperti kampus. Mahasiswa dan dosen sering kali
memerlukan fasilitas tersebut untuk mencetak dan menjilid dokumen penting
seperti tugas, laporan, skripsi, hingga materi pembelajaran. Namun, tidak semua
kampus memiliki akses yang memadai terhadap layanan ini, sehingga mahasiswa
sering kali harus mencari layanan di luar kampus yang memakan waktu, tenaga,
dan biaya tambahan.
Kebutuhan layanan percetakan dan penjilidan terus berkembang di lingkungan
akademik. Menurut penelitian oleh Anggraeni (2020), mahasiswa di institusi
pendidikan tinggi menghabiskan rata-rata 15-20% waktu mereka untuk
mempersiapkan dokumen fisik, seperti tugas, laporan, dan skripsi. Layanan
percetakan dan penjilidan yang mudah diakses di dalam kampus akan
meningkatkan efisiensi waktu dan produktivitas mahasiswa. Pada Perpustakaan
Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat, belum
tersedia fasilitas khusus untuk percetakan dan penjilidan. Padahal, perpustakaan
sebagai pusat kegiatan akademik memiliki potensi besar untuk menyediakan
layanan tersebut. Keberadaan Printing & Binding Center dapat memberikan solusi
praktis sekaligus meningkatkan produktivitas mahasiswa.
Perpustakaan Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan
Barat memiliki potensi besar untuk menjadi pusat layanan terpadu. Selain
menyediakan sumber belajar, perpustakaan dapat mendukung kebutuhan
administrasi akademik melalui Printing & Binding Center. Fasilitas ini tidak
hanya memberikan kemudahan, tetapi juga mendukung peningkatan kualitas
layanan kampus secara keseluruhan.
Namun, terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya, seperti
keterbatasan sumber daya, kebutuhan pelatihan tenaga kerja, serta persaingan dari
layanan eksternal. Menurut Kotler dan Keller (2016), keberhasilan sebuah bisnis
baru di lingkungan tertentu ditentukan oleh pemahaman kebutuhan pengguna dan
strategi pemasaran yang efektif.
Relevansi bisnis ini juga sejalan dengan tren kewirausahaan di institusi
pendidikan. Menurut Arifin (2018), model bisnis yang berorientasi pada
penyelesaian masalah di lingkungan kampus dapat menjadi contoh nyata
penerapan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship). Hal ini selaras dengan
1