Page 184 - PAI 11 SISWA
P. 184
g. Jejak dan Langkah Hamzah al-Fansuri
1. Riwayat Hidupnya
Nama populernya Syekh Hamzah Fansuri,
atau Hamzah al-Fansuri. Nama al-Fansuri
sendiri berasal dari Arabisasi kata Pancur,
sebuah kota kecil di pantai Barat Sumatra
yang kini terletak antara Singkil (Aceh) dan
Sibolga (Sumatra Utara). Merujuk zaman
Kerajaan Aceh Darussalam, kampung Fansur
itu terkenal sebagai pusat pendidikan Islam
di bagian Aceh Selatan.
Beliau berasal dari Barus (saat ini di
provinsi Sumatera Utara). Di jaman itu,
wilayah Barus sering disinggahi para
saudag mancaneg Gambar 5.11
Hamzah al-Fansuri
Bahkan, disebut oleh Sastrawan Abdul Hadi,
signifikansinya sudah tercantum dalam naskah sejarah Yunani Kuno yang
ditulis pada abad kedua sebelum Masehi (SM).
Namun, ada pula yang berpendapat lain, bahwa Hamzah Fansuri
dilahirk Ay ibuk k Sep
pendapat Syed Naguib al-Attas, bahwa keluarganya memang berasal dari
Barus, tetapi dirinya sendiri lahir di Syahr Nawi, yakni Ayuthia, ibu kota
Kerajaan Siam yang berdiri pada 1350.
Sepanjang hayatnya, Syekh Hamzah Fansuri tidak hanya fasih berbahasa
Melayu, tetapi juga Jawa, Siam, Hindi, Arab, dan Persia. Bahasa Arab dan
Persia merupakan bahasa penting pada abad ke-16. Saat itu, di Barus sudah
berkembang suatu dialek bahasa Melayu yang unggul, di samping dialek Malaka
dan Pasai. Oleh karena itu, bahasa Melayu yang dipakai Hamzah Fansuri dalam
karya-karyanya dapat dianggap contoh terbaik ragam bahasa Melayu.
2. Teladan yang dapat dicontoh
Sepanjang hayatnya, Syekh Hamzah Fansuri tidak hanya fasih berbahasa
Melayu, tetapi juga Jawa, Siam, Hindi, Arab, dan Persia. Bahasa Arab dan
Persia, merupakan bahasa penting pada abad ke-16, termasuk mengenai
tasawuf Islam.
164 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI