Page 53 - 23. E-MODUL PERAN DR. MOHAMAD SALEH DALAM MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN DI PROBOLINGGO 7 EDIT YANG INI - Copy_Neat
P. 53
Modul Sejarah Kelas XI KD 3.6
meninggal pada umur 2 tahun dan 5 tahun, nomor 2 dan nomor 9. Jadi yang
sampai dewasa ada 9 anak. Yang jadi Pahlawan Nasional anak nomor 3 yaitu
Bapak ABDULRAHMAN SALEH yang menjadi bandar udara di Malang. Beliau
bersama Bapak Adi Sucipto berangkat dari Singapura untuk membawa logistik
untuk di kirim ke Indonesia. Bapak Adi Sucipto di tembak jatuh oleh Belanda di
Yogyakarta. Sehingga, Pak Adi Sucipto menjadi nama bandar udara di
Yogyakarta. Sementara Bapak Abdul Rachman Saleh di Malang, karena memang
kuliahnya di Malang. Kemudian terakhir yang tinggal di rumah tersebut anak
nomor 10 Bapak ABUBAKAR SALEH, yang meninggal di Probolinggo 12 Pebruari
2008. Jadi rumah tersebut kosong sejak tahun 2008-2012. Dan 2013 menjadi
MUSEUM. Cucunya tidak ada yang di Probolinggo, semua ada di Jakarta atau di
kota-kota besar.
Sebelum rumah tersebut ditempati oleh dr. Mohammad Saleh, rumah
tersebut milik Pemerintah Hindia Belanda. Jadi, rumah dinas pegawai Hindia
Belanda yang ada di Probolinggo. Peninggalannya buku-buku tatanegara,
pemerintahan dan lain-lain. Indikasi bahwa rumah tersebut milik pegawai Hindia
Belanda. Karena Walikota pertama di Probolinggo yaitu orang Belanda.
Sedangkan Bupatinya orang pribumi. Jadi pertama didirikan itu kota Probolinggo
kemudian kabupaten Probolinggo.
Cikal bakal Rumah Sakit Umum Probolinggo, jadi rumah sakit pertama di
dr. Mohammad Saleh. Tetapi setelah merdeka di tahun 1945 Rumah Sakit Umum
berada di Jl. Ahmad Yani, yang jadi pimpinannya dr. Mohammad Saleh bersama
dengan dr. Dari Swiss, baru tahun 1985 diganti dengan nama Rumah Sakit Umum
Daerah dr. MOHAMMAD SALEH.
Museum dr. Mohammad Saleh, menjadi satu paket yaitu menjadi rumah
dinas, rumah sakit dan apotek menjadi satu. Rumah dr. Mohammad Saleh disebut
53
@2021, Universitas Jember, Pendidikan Sejarah