Page 219 - BERFIKIR
P. 219
Hiburan itu sifatnya sangat subjektif dan tergantung pada
kedudukan orang tersebut. Bagi orang yang kerja, hiburannya
adalah bisa berlibur dalam waktu yang cukup lama. Bagi orang
menganggur, hiburannya adalah mendapatkan kerja dan gaji.
Ada juga suatu kegiatan yang menurut kita bukan hiburan, tapi
menurut orang lain itu adalah hiburan. Hal tersebut terjadi
karena perbedaan kedudukan diantara kedua orang tersebut.
Orang pertama menganggap kegiatan tersebut hiburan karena
dia sudah melakukan suatu kegiatan yang lebih berat dari itu.
Beda halnya dengan orang yang kedua, dia menganggap hal
tersebut bukan hiburan karena dia melakukan hal yang lebih
ringan dari itu. Misalnya, si A adalah orang yang setiap hari
bergelut dengan penelitian dan menulis hasil dari risetnya.
Kegiatan tersebut ia lakukan berulang kali dan hampir setiap
hari. Kemudian ia ingin hiburan dengan cara membuat riset
kecil yang menyenangkan, agar tidak jenuh dalam rutinitasnya.
Bagi si B, riset kecil itu bukanlah suatu hiburan, karena dia
tidak bergelut dalam bidang itu. Si B adalah seorang pekerja
kantoran yang setiap hari mengolah data penjualan perusahaan.
Si B memandang riset kecil itu adalah pekerjaan yang sulit dan
tidak bisa dikatakan suatu hiburan. Pandangan si B terhadap
hal tersebut adalah benar, begitu juga pandangan si A. Artinya,
hiburan bagi setiap orang itu berbeda levelnya. Semakin tinggi
level kita, semakin bermanfaat juga hiburan yang akan kita
lakukan. Semalas-malasnya orang yang punya level tinggi, dia
tetap akan menikmati hiburan tidak jauh dari level yang dia
duduki saat itu. Orang yang senang baca buku edukasi setiap
204