Page 165 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 165
Putri langit berteduh di beranda rumah
tanpa berani mengetuk pintu. Ia tampak
resah, sebab hari bertambah sore dan sudah
seharusnya ia kembali ke langit bersama
saudara-saudaranya.
Saat ia tengah asyik merenung sambil
memandang hujan, putri langit itu dikejutkan
dengan suara pintu yang dibuka.
“Kriett... brak!”
Dengan cepat ia melihat ke arah pintu.
Tampak seorang pemuda berdiri di depan
pintu itu. Mereka sama-sama terkejut.
Melihat ada orang di dalam rumah itu, si
putri langit buru-buru berdiri dan berlari.
Sang pemuda berusaha menahannya.
156 157

