Page 36 - MADIPA PASCA VALIDASI
        P. 36
     Mencari Tujuan
               Florence Chadwick adalah seorang perenang ulung yang menjadi wanita
       pertama  yang  berhasil  menyebrangi  selat  Inggris  bolak-balik.  Pada  suatu  pagi
       yang sangat dingin tahun1952, Chadwick mencoba sebuah tantangan baru untuk
       berenang dari pulau Catalina menuju pantai California.
                     Di  tengah  lautan  yang  dingin,  ada  pula  kabut  yang  sangat  tebal.  Saking
       tebalnya  kabut  pagi  itu,  Chadwick  tidak  bisa  melihat  perahu  yang  ditugaskan
       mendampinginya  selama  perjalanan.  Berkali-kali  chadwick  terkejut  oleh  bunyi
       senapan yang ditembakan kea rah air sebagai penanda adanya hiu. Namun tetap
       saja Chadwick tidak dapat melihat apa yang ada di depannya.
               Setelah  berenang  selama  15  jam,  Chadwick  minta  diangkat  ke  atas  perahu
       pengiringnya. Pelatihnya meminta agar ia tetap berenang karena ia sudah dekat
       dengan  pemecahan  rekor.  Chadwick  berusaha  keras  melihat  ke  sekelilingnya.
       Namun, yang ia temukan hanya kabut. Ia tidak bisa melihat dengan jelas dimana
       daratan yang ditujunya. Hanya 800 meter lagi dari tujuan akhirnya, Chadwick
       menyerah.
                   Dalam  wawancara  ia  berkata,  “Bukannya  saya  mencari-cari  alasan.  Tapi,
       seandainya saya bisa melihat daratan, saya pasti berhasil.”
           Bukanlah karena dinginnya air atau kelelahan yang menggagalkan Florence
       Chadwick  dari  pemecahan  rekornya.  Namun  ketidakmampuan  melihat  tujuan
       akhirnyalah yang membuatnya gagal.
              Jika tujuan hidup anda juga buram, lalu bagaimana anda bisa mencapainya?
                                            “Optimisme adalah keyakinan yang
        Saptiyah - Pendidikan IPA - Untirta
                                         menuntun kepada keberhasilan. Tidak
                                                 ada yang bisa dilakukan tanpa
                                                harapan dan kepercayaan diri.”
                                                                           -Helen Keller,
                                                 motivator dunia yang terlahir buta dan tuli.





