Page 432 - E-Book seni budaya kelas 12
P. 432
Penggunaan properti secara lengkap dan mewah, atau secara sederhana
namun efektif akan membuat takjub penonton yang menyaksikannya
Nilai estetis atau nilai keindahan dalam pergelaran teater merupakan
akumulasi dari nilai-nilai yang digagas dan dikomunikasikan kepada penonton.
Teater tanpa kritik akan tetap ada, namun disanksikan pengembangannya.
Kritik macam apakah yang dapat mengembangkan kualitas dan kuantitas
produk karya teater? Ada dua model kritik yakni kritik subjektif dan kritik
objektif
Kritik subjektif adalah cara orang (kritikus) membuat ulasan berdasarkan
selera pribadinya. Kritik objektif adalah kritik yang mengulas karya seni
tidak peduli itu karya siapa. Kritik objektif dapat disebut kritik konstruktif
bertanggung jawab. Oleh karena kritikannya dinyatakan jelek, dia akan
menunjukan di mana letaknya. Begitu juga ketika dia menyatakan bagus,
akan mampu menjelaskan kenapa bagus. Kritikus semacam ini sangat
dirindukan oleh kalangan seniman terutama seniman muda yang baru mulai
terjun. Karya kritik yang objektif dapat dijadikan ajang pembelajaran guna
kemajuan seniman muda selanjutnya. Dengan demikian kritik objektif dapat
juga dikatakan kritik membangun. Artinya dia sangat bertanggung jawab
atas kehidupan kekaryaan seni terutama teater di masa datang. Kritikus ini
biasanya tidak dapat diintervensi oleh siapapun apalagi disogok, karena dia
tidak bertanggung jawab pada siapun kecuali pada profesinya.
Refleksi
Belajar teater adalah belajar tentang diri sendiri. Melalui proses latihan
pengungkapan gagasan hingga mengomunikasikannya di depan penonton.
Siswa dapat mengukur potensi diri melalui tanggapan orang lain.
Belajar teater adalah belajar tentang orang lain. Apa yang Anda tafsirkan
adalah gagasan orang lain melalui karyanya di bidang teater. Lebih banyak
mengkaji tentang orang lain melalui karya teaternya, maka pengetahuan siswa
tentang kehidupan sosial semakin kaya.
Belajar teater adalah belajar empati. Apa yang terungkap dalam karya
teater adalah segenap cita, karsa, dan karya orang lain. Dengan demikian
siswa dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain dan siswa dapat berbuat
sesuai dengan keinginan orang lain. Maka harmoni dalam kehidupan sosial
akan terwujud dengan baik.
418 Kelas XII SMA/ MA/ SMK/ MAK