Page 5 - UKB 5-04 FLIP BOOK
P. 5
BIN 5-04
Teks 2
Perang Mataram Menghadapi Belanda
Mataram mencapai puncak kejayaannya semasa pemerintahan Sultan Agung
Hanyokrokusumo. Seluruh wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur ada di bawah kekuasaan
Sultan Agung. Hanya Jawa Barat, yang sebagian wilayahnya merupakan kekuasaan VOC, yang
masih belum dapat dikuasai. Pada tahun 1628, Sultan Agung mengadakan serangan mendadak
terhadap benteng Batavia. Di tengah-tengah pertempuran dahsyat, prajurit Mataram kehabisan
perbekalan sehingga serangan itu mengalami kegagalan dan pimpinannya bernama Baurekso
gugur dalam pertempuran itu.
Sultan Agung segera menghimpun kembali kekuatannya untuk melakukan penyerbuan
berikutnya. Kali ini, sebelum serangan dimulai, telah dipersiapkan perbekalan yang cukup untuk
menunjang kebutuhan makan para prajuritnya. Sepanjang jalan menuju Batavia, dibangun
gudang-gudang beras.
Setelah persiapan selesai, kemudian, dilakukan penyerbuan ke Batavia pada tahun 1629.
Benteng VOC dikepung dari segala penjuru membuat serdadu-serdadu Belanda kewalahan.
Kekuatan prajurit Mataram dalam serangan kali ini dilipatgandakan. Namun, Belanda memang
pandai dan licik, melalui kaki-kaki tangannya, VOC berhasil membumihanguskan gudang-gudang
beras Mataram. Akibatnya, prajurit Mataram mengalami lagi kekurangan perbekalan sehingga
serangan ini pun mengalami kegagalan.
Sultan Agung wafat pada tahun 1645. Putranya, Amangkurat I, menggantikan
kedudukannya menjadi raja Mataram (1645 – 1677). Berbeda dengan ayahnya, ia mengizinkan
VOC berdagang di bandar-bandar Mataram. Sebaliknya, Mataram juga diperbolehkan berdagang
di seluruh Nusantara, kecuali di Maluku. Namun, raja-raja Mataram berikutnya tetap menentang
kekuasaan VOC di Mataram. Mereka yang menentang VOC di Mataram, antara lain, Amangkurat
III, Untung Surapati, Paku Buwono II sampai dengan Pangeran Diponegoro.
2. Tuliskan unsur kebahasaan yang muncul pada kedua teks tersebut.
No. Teks Unsur Kebahasaan
1. Teks 1
2. Teks 2