Page 60 - Majalah POM Vol.6/No.3/2024
P. 60
Kawasan Eko Wisata Sagu Negeri Rutong di Kecamatan Sosialisasi keamanan pangan desa oleh tim BPOM di
Leitimur Selatan, Ambon, Maluku. Negeri Rutong, Ambon, Maluku.
eksistensi sagu sebagai pangan lokal di memiliki nilai gizi yang tinggi sebagai desa ini telah mendapat nomor izin edar
berbagai daerah, termasuk Ambon. pengganti beras, serta potensi besar (NIE) dari BPOM. Di antaranya tepung
Bapa Raja Negeri Rutong Reza dalam memperkuat ketahanan pangan sagu dan selai buah tomi tomi sebagai
Valdo Maspaitella menceritakan budaya nasional, terutama dalam menghadapi produk pangan berbahan lokal.
masyarakat Negeri Rutong. “Kita ini potensi krisis pangan global. Meskipun Dengan pendekatan ini, BPOM
memiliki sebuah budaya, cara kita hidup demikian, keberadaan sagu masih tidak hanya menyasar pelaku usaha
dengan kondisi alam pantai dan gunung. kurang dikenal dan dimanfaatkan guna meningkatkan kepercayaan
Masyarakat akan naik ke dusun untuk secara maksimal, terutama di kalangan produsen dalam menghasilkan
berkebun saat air laut pasang, dan pada masyarakat urban. produk unggulan berbahan lokal yang
saat laut tenang barulah mereka melaut,” Persoalan ini bukan hanya disebabkan berkualitas. Lebih dari itu juga kepada
jelasnya kepada Tim Humas BPOM. oleh perubahan pola konsumsi, tetapi konsumen agar mereka lebih cerdas
Uniknya di Negeri Rutong, sagu tidak juga kurangnya informasi dan kesadaran
hanya dimanfaatkan sebagai bahan akan manfaat sagu sebagai pangan dalam memilih produk pangan. Dengan
demikian masyarakat merasa lebih
pangan. Lebih jauh dari itu, hamparan lokal yang berkelanjutan. Karena itu,
pohon sagu dimanfaatkan sebagai BPOM hadir di Negeri Rutong untuk tenang mengonsumsi pangan lokal
ekowisata hutan sagu. Destinasi wisata melindungi kesehatan masyarakat dan karena produk-produk tersebut telah
hutan sagu Negeri Rutong menyuguhkan memastikan keamanan pangan, serta melalui proses pengawasan yang
kondisi hutan sagu dengan semua proses memberdayakan potensi yang ada ketat. Pada akhirnya kepercayaan
pengolahan sagu. Wisatawan dapat sebagai bahan pangan lokal yang aman ini akan mendorong peningkatan
merasakan bagaimana membuat sagu dan berkualitas. konsumsi produk lokal danmendukung
secara tradisional. Pohon sagu tumbuh pertumbuhan ekonomi daerah.
subur di lahan-lahan basah sekitar desa, Pendampingan UMKM Pangan BPOM berharap masyarakat
dan menjadi salah satu sumber daya Sosialisasi tentang pangan yang aman dapat lebih mencintai dan peduli
alam penting bagi masyarakat. masih menjadi salah satu fokus utama terhadap warisan alam Indonesia,
Sagu diolah menjadi berbagai macam BPOM. Kegiatan ini bertujuan untuk serta mengapresiasi mereka yang
makanan tradisional seperti papeda, meningkatkan kesadaran masyarakat telah berkontribusi dalam menjaga
bubur sagu, dan sagu lempeng. Selain akan pentingnya mengonsumsi makanan keberlanjutan sumber daya alam yang
itu, batang dan daun pohon sagu juga yang aman dan berkualitas. BPOM memberikan kehidupan bagi banyak
bisa digunakan sebagai bahan bangunan, mengedukasi masyarakat termasuk orang. BPOM juga mengharapkan agar
seperti dinding dan atap rumah. usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) para pelaku UMKM dapat terinspirasi
Keberadaan pohon sagu tidak hanya tentang cara memilih bahan makanan untuk memanfaatkan kekayaan bahan
memberikan manfaat ekonomi, tetapi dan memproduksi pangan aman dan alam Indonesia, seperti sagu, dalam
juga melestarikan kearifan lokal yang telah bergizi. mengembangkan produk lokal yang
diwariskan turun-temurun. Di Negeri Rutong, Balai POM di inovatif dan bernilai tinggi. Hal ini
Sagu yang dulunya menjadi tumpuan Ambon rutin berkunjung memberikan diharapkan dapat memperkuat ketahanan
hidup masyarakat, kini menghadapi edukasi serta pembinaan kepada pangan dan daya saing produk Indonesia
tantangan besar dalam hal pengelolaan masyarakat dan UMKM setempat.
dan pemanfaatannya. Tanaman sagu Bahkan beberapa produk hasil UMKM di di pasar global.
60
Vol.6/No.3/2024