Page 15 - Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia
P. 15
3. apabila pelaksanaan RCT tidak memungkinkan, maka
penggunaan Investigational agents harus dilakukan
dengan mekanisme sesuai WHO Monitored Emergency
Use of Unregistered Interventions Framework (MEURI),
sampai RCT dapat dilakukan .
15
Di samping itu, dari berbagai rujukan seperti WHO 9,16
dan the US CDC diketahui bahwa evolusi klinis dan
7
informasi epidemiologi COVID-19 masih belum diketahui
dengan baik sehingga panduan terkait populasi untuk
terapi atau pengobatan yang dilakukan belum dapat
diketahui dengan tepat, termasuk endpoint khasiat suatu
kandidat obat. Oleh karena itu, pada saat ini sangat
diperlukan identifikasi kandidat obat COVID-19 yang
dapat meningkatkan hasil klinis pengobatan dan dapat
mengurangi keparahan penyakit, dan kematian.
Identifikasi tersebut terkait peran terhadap terapi target
inang (host-targetted therapies), antara lain: data in-
vitro/in-vivo terhadap COVID-19, analisis PK/PD,
pertimbangan dosis, cara dan waktu penggunaan, serta
yang paling penting adalah data khasiat dan keamanan
pada manusia. Beberapa jenis obat telah digunakan
dalam terapi COVID-19 yang hasilnya tergantung pada
status/ kondisi pasien COVID-19.
Untuk terapi demam/panas yang merupakan gejala
simtomatik awal COVID-19, dipergunakan
antipiretik/analgesik sesuai pedoman pengobatan yang
berlaku. Semua obat yang telah disetujui oleh Badan POM
untuk indikasi demam/panas dapat dipergunakan,
walaupun lebih diutamakan penggunaan parasetamol.
6