Page 80 - 020222_Badan POM Terbitkan Persetujuan Penggunaan Darurat Vaksin Sinopharm sebagai Dosis Booster
P. 80
Judul : Badan POM Keluarkan Izin Vaksin Sinopharm untuk Booster
Nama Media : Mediaindonesia.com
Tanggal : 2 Februari 2022
Halaman/URL : https://mediaindonesia.com/humaniora/468683/badan-pom-
keluarkan-izin-vaksin-sinopharm-untuk-booster
Tipe Media : Online
BADAN Pengawas Obat dan
Makanan telah mengeluarkan Izin
Penggunaan Darurat (Emergency
Use Authorization/EUA) untuk
vaksin Sinopharm sebagai vaksin
booster.
Vaksin dengan nama SARS-Cov-
2 Vaccine (Vero Cell), Inactivated,
produksi Beijing Bio-Institute
Biological, Tiongkok atau dikenal
sebagai vaksin Sinopharm ini
telah didaftarkan PT Kimia Farma untuk penggunaan booster homolog pada usia
dewasa 18 tahun atau lebih yang telah mendapatkan dosis primer lengkap sekurang-
kurangnya 6 bulan.
“Sesuai persyaratan penggunaan darurat, Badan POM telah melakukan evaluasi
terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin covid-
19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun
ke atas,” ujar Kepala Badan POM Penny K. Lukito dalam keterangan resmi, Rabu
(2/2).
Adapun, Sinopharm menjadi vaksin keenam yang disetujui untuk booster setelah
sebelumnya Badan POM telah mengeluarkan izin untuk vaksin Coronavac, Pfizer,
Astrazeneca, Moderna, dan Zifivax. Ia menyatakan, berdasarkan aspek keamanan,
penggunaan Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Frekuensi, jenis, dan keparahan reaksi sampingan atau kejadian yang tidak
diharapkan (KTD) setelah pemberian booster lebih rendah dibandingkan saat
pemberian dosis primer.
Adapun KTD yang sering terjadi merupakan reaksi lokal seperti nyeri di tempat
suntikan, pembengkakan, dan kemerahan serta reaksi sistemik seperti sakit kepala,
kelelahan, dan nyeri otot, dengan tingkat keparahan grade 1-2.
Penny menjelaskan, dari aspek imunogenisitas, peningkatan respon imun humoral
untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar
8,4 kali dan 8 kali lipat dibandingkan sebelum pemberian booster.