Page 342 - Buku Karya dan Kiner7a Multikrisis Pandemi COVID19
P. 342

4.6.1. Gerak Cepat bPOM Ri
                   Masalah GGAPA, sejatinya tidak hanya terjadi di Indonesia.
               Se belumnya, WHO mencatat, Gambia, sebuah negara di Afrika

               Ba rat, juga menghadapi hal yang sama. Melalui laman resminya,
               WHO pada tanggal 5 Oktober 2022 mengeluarkan WHO Alert  ten­
               tang  kasus  gangguan/gagal ginjal pada anak­anak di Gambia yang
               di duga disebabkan oleh 4  sirop produksi  Meiden Pharma India

               mengandung EG dan DEG melebihi ambang batas. Se ba gai mana
               Pen jelasan BPOM RI tanggal 12 dan 15 Oktober 2022, BPOM RI
               telah melakukan penelusuran terhadap keempat produk ter sebut di ­
               ma na keempat produk tersebut tidak  terdaftar dan tidak beredar di
               Indonesia. Selain itu, tidak terdapat laporan ke ja dian tidak di ingin ­
               kan/efek samping obat yang diterima oleh Pusat Far ma kovigilans/
               MESO BPOM RI terkait dengan kasus gagal ginjal akut ini.
                   Pada tanggal 10 Oktober 2022, BPOM RI mendapatkan in for­
               masi mengenai peningkatan kasus gagal ginjal akut di Indonesia
               dari Kementerian Kesehatan (Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
               Dr Cipto Mangunkusumo/RSCM). Pada awal terjadinya kasus ini,
               tenaga kesehatan tidak menduga ada keterkaitan kasus gagal ginjal
               akut dengan penggunaan obat, identifikasi kemungkinan penyebab
               gagal ginjal akut antara lain infeksi leptospirosis, influenza, long
               COVID­19 dan sebagainya. Dengan adanya kasus gagal ginjal akut
               serupa di Gambia, maka dilakukan koordinasi dan penelusuran
               lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor penyebab termasuk ka­
               re na penggunaan obat.
                   BPOM RI secara cepat merespons informasi tersebut ber­
               koor dinasi dengan Kementerian Kesehatan dan RSCM untuk
               mem peroleh informasi kasus termasuk penggunaan obat oleh
               pa sien. Dengan keterbatasan data dan informasi yang diperoleh,

               BPOM RI bergerak untuk memperoleh informasi penggunaan
               obat serta melakukan sampling berdasarkan data yang ada di
               BPOM RI dan melakukan pengujian obat. Tindak cepat BPOM
               RI ini diantaranya didasarkan bahwa selama pandemi COVID­19
               kebutuhan bahan baku obat dan termasuk bahan bantu seperti
               pelarut sangat super tinggi karena dalam saat bersamaan seluruh
               dunia sedang menghadapi kondisi krisis bahan baku obat akibat
               pandemi COVID­19. Karena sulit mendapatkan bahan pelarut
               dengan standar kualitas (grade quality) untuk obat di pasaran



                                                                       297
   337   338   339   340   341   342   343   344   345   346   347